Tren Kanker Paru-paru di Kalangan Bukan Perokok Meningkat, Apa Pemicunya

Tren Kanker Paru-paru di Kalangan Bukan Perokok Meningkat, Apa Pemicunya?
Penyebab kanker paru-paru bagi kalangan bukan perokok(Ilustrasi)

DALAM beberapa dekade terakhir, angka kanker paru-paru di kalangan non-perokok telah meningkat drastis. Penelitian dari American Cancer Society mengungkapkan beberapa faktor penyebabnya.

Melansir dari Verywell Health, meningkatnya kasus kanker paru-paru di kalangan non-perokok terjadi bersamaan dengan penurunan jumlah perokok, yang mencapai titik terendah sebesar 11,5% pada tahun 2021. Pada 2023, lebih dari 20.000 kematian akibat kanker paru-paru dilaporkan di kalangan non-perokok di AS.

Baca juga : Kematian Kanker pada Pria Diperkirakan Meninggkat Hingga Pahamn 2050

Secara statistik, kanker paru-paru di kalangan non-perokok menjadi penyebab kematian akibat kanker terbanyak kedelapan di AS, dan secara global, menjadi penyebab kematian akibat kanker terbanyak kelima.

Cek Artikel:  Kehadiran Paus Fransiskus Kehormatan Besar bagi Indonesia

Biarpun kanker paru-paru sering dikaitkan dengan merokok, hanya sekitar 15% perokok yang akhirnya terserang penyakit ini, menunjukkan bahwa ada faktor lain yang berperan dalam meningkatkan risiko kanker, baik pada perokok maupun non-perokok.

Penyebab Kanker Paru-paru pada Non-Perokok

Kanker paru-paru, seperti kanker lainnya, dapat berkembang tanpa alasan yang jelas. Teorinya, mutasi kanker dapat berkembang secara spontan pada seseorang yang memiliki kecenderungan genetik terhadap penyakit tersebut.

Baca juga : Pengembangan Vaksin mRNA dan Pemeriksaan Genomik untuk Pencegahan Kasus Kanker

American Cancer Society mencatat tiga penyebab utama kanker paru-paru pada non-perokok:

1. Gas Radon

Gas radon adalah gas yang tidak terlihat dan tidak berbau, yang dapat terakumulasi di rumah yang dibangun di atas tanah dengan kandungan uranium. Paparan gas radon diperkirakan menyebabkan sekitar 21.000 kematian akibat kanker paru-paru di AS setiap tahun.

Cek Artikel:  Wapres Minta Kampus Sesuaikan Kurikulum dengan Kebutuhan Industri

2. Asap Rokok

Asap rokok orang lain, juga dikenal sebagai secondhand smoke, bertanggung jawab atas lebih dari 7.000 kematian akibat kanker paru-paru di AS. Asap rokok dapat menempel di permukaan, pakaian, dan furnitur, menjadi risiko tambahan terutama bagi anak-anak.

Baca juga : Indonesia Luncurkan Rencana dan Pengendalian Nasional untuk Penanganan Kanker

3. Paparan di Tempat Kerja

Banyak zat karsinogenik yang digunakan di industri dan manufaktur dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, seperti polusi udara, asbes, arsenik, kromium, dan asap diesel.

Orang yang bekerja di bidang konstruksi, pertukangan batu, pengecatan, atau industri pabrik berisiko tinggi.

Kepada mengurangi risiko terkena kanker paru-paru, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Jangan mengizinkan merokok di rumah atau mobil Anda.
  • Hindari tempat umum yang memperbolehkan merokok.
  • Gunakan kamar bebas rokok saat bepergian.
  • Taati panduan keselamatan di tempat kerja yang rentan terhadap paparan zat karsinogenik. (Verywell Health/Z-10)
Cek Artikel:  BMKG Imbau Sejumlah Daerah Waspada Kekeringan di Awal Oktober

Mungkin Anda Menyukai