PSIKOLOG Novi Poespita Candra menyampaikan waktu libur sekolah anak sebaiknya lebih banyak diisi dengan aneka aktivitas riil yang dapat memberikan pengalaman baik bagi anak serta mendukung perkembangan mereka.
“Misal olahraga atau hiking, kemping, atau juga pengalaman sosial seperti kerja sosial, ikut klub aktivitas liburan, dan mengunjungi keluarga,” kata psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu, Rabu (26/6).
“Atau juga kegiatan yang menstimulasi bahasa, misal ikut kegiatan bahasa, dan juga bahkan melatih anak-anak membantu orangtua,” tambahnya.
Baca juga : Anak tidak Naik Kelas, Bagaimana Metode Orangtua Harus Bersikap dan Memberi Motivasi?
Selama libur sekolah, menurut dia, perhatian anak-anak sebaiknya dialihkan dari permainan menggunakan gawai ke permainan yang mencakup interaksi tatap muka langsung dengan orang lain.
Novi menyarankan orangtua untuk memanfaatkan libur masa sekolah untuk memperbanyak dialog dengan anak, meningkatkan kedekatan anak dengan keluarga, dan membantu mereka mempersiapkan diri untuk kembali menjalani rutinitas belajar.
Ia mengatakan, keluarga juga bisa memanfaatkan waktu luang selama libur sekolah untuk meningkatkan keterampilan hidup anak dan memberikan pengalaman baru yang tidak didapat anak selama sekolah maupun saat menggunakan gawai.
Baca juga : Perpisahan Sekolah, Ini Tips Bagi Orangtua Atasi Kesedihan Anak
“Jadi, rekomendasi saya, justru waktu liburan adalah waktu minim penggunaan gadget (gawai),” katanya.
Menurut dia, orangtua, selama liburan sekolah, bisa menerapkan pembatasan penggunaan gawai maksimal selama tiga jam sehari pada anak.
“Buat kesepakatan dengan anak-anak berapa jam pakai gadget dalam sehari, kalau bisa tidak lebih dari tiga jam sehari,” kata Novi.
Ia menambahkan, orangtua selanjutnya juga bisa membuat kesepakatan dengan anak perihal durasi penggunaan gawai setelah kegiatan sekolah dimulai lagi. (Ant/Z-1)