NOVAK Djokovic, yang bersemangat usai meraih medali emas Olimpiade Paris 2024, menargetkan rekor baru Grand Slam saat tampil di Amerika Perkumpulan (AS) terbuka, yang akan berlangsung mulai Senin (26/8).
Djokovic, yang merupakan juara bertahan AS Terbuka, berpeluang menjadi juara era Open tertua di turnamen tersebut, jika sukses mengamankan gelar kelima, menyamai Jimmy Connors, Pete Sampras, dan Roger Federer.
Petenis berusia 37 tahun itu juga akan meraih 25 kemenangan Grand Slam, melampaui 24 kemenangan yang saat ini ia pegang, jumlah yang sama dengan Margaret Court.
Baca juga : Djokovic Melaju ke Final AS Terbuka Usai Menang Straight Set Atas Shelton
Turnamen major terakhir tahun ini tersebut menjadi momen yang kritis bagi Djokovic.
Ia tidak dapat mempertahankan gelar Australia Terbuka, yang direbut petenis Italia Jannik Sinner, yang juga mengambil peringkat nomor satu dunia dari tangannya.
Sementara, Carlos Alcaraz meraih gelar Prancis Terbuka dan kemudian mengalahkan Djokovic di final Wimbledon.
Baca juga : Carlos Alcaraz Tantang Medvedev di Semifinal AS Terbuka
Tetapi, Djokovic kembali ke lapangan tanah liat Roland Garros untuk mengejutkan Alcaraz di final Olimpiade Paris 2024.
Kemenangan Djokovic di Paris itu membuatnya menjadi petenis kelima yang menyelesaikan karier Golden Slam di empat turnamen major dan meraih medali emas Olimpiade.
Kemenangan tersebut juga membungkam keraguan banyak orang yang menganggap petenis Serbia itu sebagai petenis yang lemah di era baru ketika Sinner, yang berusia 23 tahun, dan Alcaraz, yang berusia 21 tahun, terus menjadi pusat perhatian.
Baca juga : Shelton akan Hadapi Djokovic di Semifinal AS Terbuka
Djokovic, yang menjalani operasi pada lutut kanannya pada Juni, menggambarkan kemenangannya di Olimpiade sebagai ‘kesuksesan olahraga
terbesarnya.’
Kemenangan itu juga merupakan gelar ke-99 dalam karier profesionalnya.
“Di usia 37 tahun dan menghadapi pemain berusia 21 tahun yang mungkin merupakan pemain terbaik di dunia saat ini, memenangi Roland Garros dan Wimbledon berturut-turut, saya dapat mengatakan bahwa ini mungkin adalah kesuksesan olahraga terbesar yang saya pernah miliki,” kata Djokovic, Kamis (22/8).
Baca juga : Novak Djokovic Makin Dekat dengan Gelar ke-24
Di sisi lain, Sinner tiba di Grand Slam terakhir musim ini setelah merebut gelar Cincinnati Masters.
Tetapi, kemenangan itu dibayang-bayangi dengan kabar bahwa ia bebas dari tuduhan setelah dua kali dinyatakan positif menggunakan zat terlarang di awal musim.
Sinner dinyatakan positif menggunakan clostebol, steroid anabolik yang dilarang Badan Antidoping Dunia (WADA).
Tetapi, dia lolos dari larangan jangka panjang setelah Badan Integritas Tenis Dunia (ITIA) menerima penjelasannya bahwa zat tersebut terdeteksi akibat kontaminasi dari anggota tim pendukung.
“Saya sekarang akan melupakan masa yang penuh tantangan dan sangat disayangkan ini,” kata Sinner.
Lampu hijau bagi Sinner untuk dapat terus berkompetisi dianggap ‘konyol’ oleh petenis Australia Nick Kyrgios. (Ant/Z-1)