Anak Usaha Grup SLS Dorong Transformasi Hijau di Sektor Pertambangan

Anak Usaha Grup SLS Dorong Transformasi Hijau di Sektor Pertambangan
Anak perusahaan Grup Sentosa Laju Sejahtera (SLS), yang berkecimpung dalam jasa kontraktor pertambangan dan penyewaan alat, berkomitmen untuk melakukan transformasi bisnis yang ramah lingkungan.(Dok Grup SLS)

TIGA anak perusahaan Grup Sentosa Laju Sejahtera (SLS), yang berkecimpung dalam jasa kontraktor pertambangan dan penyewaan alat, berkomitmen untuk melakukan transformasi bisnis yang ramah lingkungan. Itu merupakan bagian dari upaya mendukung pemerintah dalam mencapai target nol emisi karbon (Net Zero Emission/NZE) pada 2060. 

Ketiga anak perusahaan tersebut adalah PT Traktor Teknik Nusantara atau Traktek yang berfokus pada alat berat, pelumas, generator dan tower lamp, serta suku cadang, PT Artha Satya Karunia (ASK) yang mengkhususkan diri pada sektor logistik dan transportasi; serta PT Sentosa Welindo Group (SWG), yang bergerak pada bidang kontraktor umum dan rekayasa teknik (technical engineering).

“Anak usaha seperti Traktek sudah mulai mempersiapkan diri untuk menjadi dealer kendaraan tambang berbasis EV, kemudian ASK sudah mulai menggali potensi-potensi terkait transportasi dan logistik berbasis EV, dan kami sudah berencana akan mengadopsi unit truk EV,” ujar Direktur Primer PT Traktek Dian Sanjaya Guudtralim dikutip dari siaran pers, Minggu (29/9).

Cek Artikel:  Luhut Optimistis Afrika Dapat Tiru Kesuksesan Hilirisasi Indonesia

Baca juga : Tekan Emisi Karbon, Sosialisasi AC Ekonomis Kekuatan Perlu Ditingkatkan

Dia turut menekankan, pihaknya memberikan alternatif kendaraan listrik berbasis generasi baru yang efektif dan kompetitif, serta dapat mengurangi jejak karbon. Ke depan, kata Dian, perusahaan juga akan memfokuskan diri pada upaya pengintegrasian energi terbarukan dalam operasional bisnis. 

Selain, itu, Traktek juga akan menjalin kemitraan dengan perusahaan energi dan berkolaborasi dengan perusahaan rintisan (start up) dalam mengembangkan teknologi baru yang ditujukan untuk mendorong peningkatan efisiensi.

“Traktek dan SWG juga akan menyediakan solusi second life battery EV menjadi pengganti genset sebagai power saver/generator (powerwall),” terang Dian. 

Baca juga : Kendaraan Listrik Bentukkan Gerakan Dekarbonisasi di Sektor Kesehatan

Cek Artikel:  120 UMKM Binaan Kemenkop UKM dan SBM ITB Lulus Kurasi Program Mikromandiri

Sementara Direktur Primer PT ASK Chedie Putra Hardiyanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah terobosan bisnis ramah lingkungan, salah satunya dengan menggandeng Electrum dalam mengembangkan sistem pertukaran baterai pada motor EV. 

“ASK juga menerapkan teknologi Vehicle-to-grip (V2G), yang memungkinkan kendaraan listrik berfungsi sebagai penyimpan energi dan mengalirkan listrik kembali ke jaringan listrik,” katanya dia. 

Sedangkan Direktur Primer PT SWG Tiarvando mengatakan, pihaknya turut menerapkan bisnis hijau dengan membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, baik di wilayah tambang, dan sejumlah proyek yang digarapnya, seperti di IKN, Kalimantan Timur.

“Kami sedang mempersiapkan kawasan komersil di IKN di mana konsep bangunan dan infrastruktur hijau, di antaranya menggunakan solar panel dan PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik, serta menggunakan material bangunan dengan konsumsi energi dan jejak karbon yang rendah (low embodied carbon),” jelas Tiarvando.

Cek Artikel:  Belanja Pemerintah Diterima Langsung Masyarakat Rp254,7 Triliun, Menkeu Beberkan Rinciannya

Ketiga perusahaan memandang adposi bisnis hijau memiliki banyak tantangan, mulai dari masalah pendanaan, keterbatasan infrastruktur pendukung hingga adanya kekhawatiran terkait performa dan keandalan kendaraan listrik dalam kondisi pertambangan yang ekstrem. Tetapi, Grup SLS dapat mengatasi hambatan itu dengan menggandeng penyedia teknologi dan pemerintah. (J-3)

Mungkin Anda Menyukai