Ecolab Optimalkan Industri PET Sirkulasi Ulang

Ecolab Optimalkan Industri PET Daur Ulang
Ecolab(Dok.Istimewa)

ECOLAB divisi food and beverage memperkenalkan solusi pembersihan dan sanitasi untuk membantu produsen recycled polyethylene terephthalate (RPET) atau plastik polietilen tereftalat yang telah didaur ulang. Hal itu untuk mengoptimalkan program pencucian, memberikan hasil kebersihan berkualitas tinggi dan menghemat penggunaan air dan energi.

Direktur Pemasaran Ecolab di Asia Tenggara, Terence Tan menjelaskan bahwa pendekatan Ecolab membantu produsen RPET mulai dari proses hulu hingga hilir. Pendekatan ini membuka peluang kolaborasi, memungkinkan solusi inovatif yang disesuaikan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi produsen RPET.

“Ecolab bekerja sama dengan produsen RPET, Kondusifdina Bumi Nusantara, salah satu produsen RPET terbesar di Indonesia yang memproduksi 36.000 ton per tahun,” ujar Tan dalam keterangannya, Sabtu (28/9).

Cek Artikel:  Optimalisasi Distribusi Gas 3 Kg ke Penduduk Miskin, Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Sistem Pendataan

“Dengan bermitra bersama Ecolab, kami telah secara signifikan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional dalam proses kami,” jelas Managing Director of Kondusifdina Bumi Nusantara, Suharji Gasali.

President Director Ecolab Indonesia, Evan Jayawiyanto, menambahkan, pihaknya memiliki tim yang andal dan didukung dengan teknologi rekayasa yang mumpuni untuk mengoptimalkan dan mengurangi biaya operasional, serta mendorong pendekatan yang lebih berkelanjutan bagi para produsen RPET.

“Kemitraan kami dengan Kondusifdina menunjukkan bahwa keahlian Ecolab berakar pada ilmu pengetahuan, dan kami memberikan solusi yang berdedikasi untuk menjadikan dunia lebih bersih, aman, dan sehat,” ucapnya.

Dijelaskannya, di tengah isu lingkungan yang semakin mendesak, industri daur ulang menghadapi tantangan besar. Menurut data dari Program Lingkungan PBB (UN Environment), dunia menghasilkan sekitar 300 juta ton limbah plastik setiap tahun, hampir setara dengan total berat populasi manusia. Sekeliling 8 juta ton limbah plastik tersebut masuk ke lautan setiap tahunnya.

Cek Artikel:  Menteri Koperasi Dorong Hilirisasi Rempah untuk Birui Tambah

Secara global, termasuk di Asia Tenggara, perusahaan-perusahaan di sektor industri makanan dan minuman mulai mengambil langkah nyata dengan berkomitmen untuk mengganti 50% kemasan plastik yang ada dengan plastik daur ulang dalam dekade mendatang.

Pergeseran menuju keberlanjutan lingkungan ini mengubah cara produk diproduksi, dibeli, dan dikonsumsi, sehingga memicu pertumbuhan produk yang dipasarkan dengan basis keberlanjutan.

Sebelah dari seluruh plastik yang diproduksi, dirancang untuk penggunaan sekali pakai, sehingga kebutuhan akan solusi daur ulang plastik yang efektif menjadi semakin penting, termasuk pengoptimalan penggunaan air dan penerapan standar kebersihan yang tinggi.

“Ecolab, pemimpin global dalam keberlanjutan yang menyediakan solusi air, kebersihan, dan pencegahan infeksi, menyadari pentingnya mengatasi kebutuhan dan tantangan yang berkembang dalam industri RPET ini,” tandasnya.(N-2)

Cek Artikel:  Harga Emas Dunia Tertekan, Berpotensi Terkoreksi Kembali

 

Mungkin Anda Menyukai