Teliti Limbah Encer Industri Sawit Mahasiswa Doktoral UGM Raih Grant 400.000 Yen

Teliti Limbah Cair Industri Sawit Mahasiswa Doktoral UGM Raih Grant 400.000 Yen
Mahasiswa Doktoral Ilmu Hidup Fakultas Hidup Universitas Gadjah Mada, Tia Erfianti(Dok UGM)

MAHASISWA Doktoral Ilmu Hidup Fakultas Hidup Universitas Gadjah Mada, Tia Erfianti, mendapatkan penghargaan bergengsi Kurita Grant Japan 2024 setelah melakukan riset tentang pengolahan limbah, khususnya limbah cair dari industri kelapa sawit, atau Palm Oil Mill Effluent (POME) dengan menggunakan mikroalga. 

Kurita Grant, atau Kurita Water and Environment Foundation (KWEF) Grant, merupakan hibah penelitian untuk pengelolaan air dan teknologi lingkungan yang ditujukan bagi mahasiswa Ph.D, dosen maupun akademisi. Program ini didanai oleh Kurita Water Industries Ltd. Program ini bertujuan untuk mendukung penelitian konservasi sumber daya air di Asia.  

Penghargaan ini tidak hanya memberikan dukungan finansial bagi penelitian Tia dan tim, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dengan para peneliti di Jepang. Dihubungi secara daring, Kamis (3/10), Tia mengaku bersyukur lantaran proposalnya merupakan satu-satunya yang mewakili UGM dan diterima oleh KWEF. “Saya merasa senang dan bersyukur sekali, riset saya mendapat penghargaan dari KWEF,” katanya.

Cek Artikel:  Mahasiswa Diminta Beradaptasi Terhadap Pesatnya Perkembangan Teknologi

Baca juga :  Ekstrak Anggur Merah Dapat Digunakan untuk Terapi Neuropati Diabetik

Tia mengaku untuk mendapatkan grant ini tidaklah. Proses dimulai dari penyusunan proposal yang harus berisi rangkuman seluruh ide penelitian dalam satu halaman yang telah ditentukan oleh panitia. 

Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, katanya proposal tersebut kemudian diunggah ke situs resmi Kurita Water and Environment Foundation (KWEF) untuk melalui proses seleksi yang berlangsung selama 3-4 bulan. “Proposal kami akhirnya terpilih dan mendapatkan pendanaan sekitar 400.000 yen, setara dengan Rp43.000.000, untuk durasi riset satu tahun,” ungkapnya. 

Pada kesempatan itu Tia menuturkan bawah risetnya berangkat  pengelolaan perairan di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan, meskipun berbagai upaya perbaikan telah dilakukan. Terdapat beberapa masalah utama yang mempengaruhi kurang baiknya pengelolaan ini, termasuk tingginya tingkat pencemaran, keterbatasan infrastruktur pengolahan limbah, serta tekanan besar terhadap sumber daya air akibat aktivitas industri, pertanian, dan urbanisasi. “Melalui event ini, saya bisa memberikan andil kontribusi terhadap perairan di Indonesia dalam upaya meremediasi limbah POME,” ujarnya.

Cek Artikel:  LPSR Luncurkan Tiga Kitab Panduan Anak dengan Disabilias Perkembangan

Baca juga : Mikroalga Euglena sp Berpotensi Cegah Stunting

Penelitiannya, katanya terfokus pada pemanfaatan limbah cair kaya nitrogen sebagai media tumbuh mikroalga. Dengan produksi POME yang mencapai 28,7 juta ton per tahun di Indonesia, Tia melihat potensi besar untuk mengelola limbah ini dan mengubahnya menjadi sumber daya. 

“Tim riset kami di Fakultas Hidup telah memiliki lebih dari 35 strain mikroalga unggulan dari Indonesia yang mampu meremediasi limbah khususnya limbah perairan. Sehingga, tercetuslah ide untuk memanfaatkan limbah cair tersebut,” jelasnya.

Sebagai tambahan informasi riset yang dilakukan Tia dan tim dibimbing oleh para promotor Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc (Fakultas Hidup), Prof. Budi Loyaldi Daryono, M.Agr.Sc. (Fakultas Hidup), dan Prof. Dr.Eng. Ir. Arief Budiman, M.S., IPU. dari Fakultas Teknik. 

Cek Artikel:  Sukseskan PON Aceh-Sumut 2024, BMKG Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di 10 Kabupaten

Dalam tim ini, Tian dibantu oleh Brilian Ryan Sadewo dari fakultas Teknik dan Renata Terdapatranyssa Egistha Putri dari Sekolah Pascasarjana dengan mengusulkan topik riset yang sangat relevan dengan tantangan lingkungan saat ini, yakni “Microalgae-Based Nitrogen-Rich Wastewater Treatment Enhanced by Biorefinery Concept and Omics Technology for Sustainable Waste Management.” (H-2)
 

 

Mungkin Anda Menyukai