Deflasi 5 Bulan Berturut-turut Bukan Sinyal Negatif

Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan kondisi ekonomi dalam keadaan baik saja. Deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut bukan sebuah sinyal negatif.

Sri Mulyani menjelaskan, deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut disebabkan komponen harga bergejolak, atau yang berkaitan dengan komoditas pangan. Dengan deflasi pangan ini, maka harga makanan di pasar dalam kondisi stabil. Bahkan cenderung menurun.

“Yang kita harapkan bisa menciptakan level harga makanan di level yang stabil, rendah, itu baik untuk konsumen di Indonesia. Terutama menengah ke bawah,” ujar Sri Mulyani, dikutip Sabtu, 5 Oktober 2024.
 

Menurutnya, belanja masyarakat, terutama kelompok menengah bawah, didominasi belanja makanan. Maksudnya harga pangan di pasar yang menurun justru bisa membantu masyarakat.

Cek Artikel:  Diagnos Laboratorium Resmikan Gedung Baru di Jakarta

“Itu adalah hal yang bagus. Jadi dalam hal ini kita menyikapi sebagai hal yang positif. Terutama juga kalau dari sisi fiskal, kita menggunakan APBN fiskal. Itu pertama, untuk menstabilkan harga belanja kita untuk makanan dalam hal ini bantuan, dalam bentuk bansos,” ucapnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Stagnantik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia kembali mengalami deflasi pada September 2024.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan, tingkat deflasi bulanan (month to month/mtm) tercatat sebesar 0,12 persen. Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy) inflasi sebesar 1,84 persen.
 
Terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024

Cek Artikel:  IHSG Lagi Tak Berdaya

 

Mungkin Anda Menyukai