Widiastuti Sabet IPK 3,98 untuk Disertasi Bertema Komitmen Guru dalam Proses Pembelajaran

Widiastuti Sabet IPK 3,98 untuk Disertasi Bertema Komitmen Guru dalam Proses Pembelajaran
Dr Widiastuti(Dok UNJ)

SEORANG Pengawas Sekolah Jenjang SMP Dinas Pendidikan  Kota Bekasi, Widiastuti, menyoroti pentingnya kompetensi dan proses pembelajaran guru dalam proses pembelajaran yang efektif. Widiastuti mengangkat hal tersebut sebagai tema disertasinya berjudul Determinasi komitmen Kebiasaantif Guru SMP Negeri Di Kota Bekasi, Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah, Organisasi Pembelajar dan Keterikatan Kerja (work engagement) serta Komitmen Kebiasaantif Guru.

Widiastuti merupakan mahasiswa program Doktoral Program Studi Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Dalam sidang terbuka disertasinya, dia dinyatakan lulus dengan IPK 3.98. Dirinya saat ini menjadi doktor ke-5.074 sejak Pascasarjana berdiri pada Pahamn 1978 dengan masa studi 2 Pahamn 9 bulan.

Selain menjadi Pengawas Pendamping Satuan Pendidikan Kota Bekasi, Widiastuti juga aktif menerbitkan karya, salah satunya buku terbaru dari luaran disertasinya berjudul Sekolah Bertransformasi, Guru Berdedikasi 2024 serta jurnal internasional maupun nasional. 

Cek Artikel:  6 Tips Pintar Membeli Pakaian Preloved

Baca juga : Perempuan Ini Doktor Termuda di Program Studi Manajemen Pendidikan UNJ

“Rendahnya kualitas pembelajaran di sekolah menjadi problem yang sering mengemuka dalam kerangka pembangunan pendidikan sampai hari ini,” kata Widiastuti. 

Menurutnya aspek paling berkontribusi dalam persoalan tersebut ialah rendahnya kompetensi guru dan proses pembelajaran yang efektif.

Sebagai ASN yang bertugas sebagai pengawas sekolah SMP di kota Bekasi, Widiastuti mengemukakan dari data yang dihimpun bahwa studi terhadap guru di kota Bekasi mengalami hambatan yang disebabkan rendahnya komitmen normatif guru.

Baca juga : Ekstrak Buah Pare Berpotensi Sebagai Fitofarmaka Antimalaria

“Salah satu komitmen normatif tersebut di antaranya yaitu rendahnya kemandirian guru dalam memenuhi tuntutan keilmuan, rendahnya keterlibatan dalam organisasi akademik dalam rangka pengembangan organisasi sekolah, rendahnya tanggung jawab guru terhadap peserta didik, rendahnya minat dalam meningkatkan pengembangan keprofesian,” jelasnya panjang lebar.

Cek Artikel:  Mengatasi Disfungsi Dasar Panggul Pascakehamilan Krusialnya Terapi dan Perawatan

Dalam kesempatan sidang itu Widiastuti juga mengungkapkan berdasarkan Data raport pendidikan kota Bekasi  2022 menunjukan bahwa rendahnya komitmen normatif telah memberi penilaian negatif terhadap pengembangan kualitas pembalajaran yang dinilai belum terstruktur.

Atas dasar itu, dirinya mengungkapkan perlunya studi komitmen normatif guru untuk mengetahui determinasi yang mempengaruhi kepemimpinan visioner, keterkaitan kerja, dan organisasi pembelajar yang menjadi fokus dalam kajian disertasinya.

Baca juga : UNJ Beberkan Kronologi Kasus Penipuan Ferienjob

Melalui penelitiannya itu Widiastuti menekankan pentingnnya trasnformasi sekolah sebagai organisasi pembelajar dalam upaya meningkatkan komitmen guru agar memiliki pemahaman bersama mewujudkan visi sekolah.

Widiastuti menuturkan secara prinsip disertasinya itu mencoba menerangkan bagaimana kaitannya pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah, organisasi pembelajar, dan keterkaitan kerja menejadi kunci penting analisis determinan komitmen normatif guru.

Cek Artikel:  Lestarikan Budaya, Yuk, Kenalkan Berkebaya Sejak Pagi pada Anak

“Komitmen guru sangat diperlukan untuk pengembangan pembelajaran,” ungkapnya.

Hasil kajian tersebut diharapkan dapat menjadi model implementasi kebijakan dan panduan dalam hal mewujudkan peningkatakan komitmen normatif guru dan upaya kerja kolaboratif antara dinas pendidikan, kepala sekolah, dan guru. (H-2)

 

Mungkin Anda Menyukai