Hadapi Perubahan Iklim, Ini Metode yang Dilakukan Petani Kopi Sunda dan Aceh

Hadapi Perubahan Iklim, Ini Cara yang Dilakukan Petani Kopi Sunda dan Aceh
Ilustrasi–Petani kopi(ANTARA/Yusuf Nugroho)

PERUBAHAN iklim yang susah ditebak sekarang ini menjadi tantangan tersendiri bagi para petani kopi. Menghadapi tantangan tersebut, Paguyuban Tani Sunda Hejo, yang berasal dari daerah Jawa Barat, dan Golongan Tani Kopi Aceh melakukan beberapa cara agar kualitas kopi mereka tetap terjaga.

Salah satu brand kopi ternama, yaitu Nespresso, menjalin kerja sama dengan kelompok petani kopi asal Jawa Barat dan Aceh. Kerja sama tersebut memiliki tujuan untuk memastikan pasokan kopi berkualitas tinggi yang berkelanjutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan dari para petani kopi Indonesia.

Dalam perkembangannya, tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh para petani demi menciptakan kualitas biji kopi yang unggul. Salah satunya adalah perubahan iklim.

Baca juga : Mengantisipasi Akibat Tak baik El Nino, Petani Kopi perlu Melakukan Mitigasi

Agronomis dari Paguyuban Tani Sunda Hejo, Dadang Hendrayah, mengatakan perubahan iklim yang sedang terjadi sekarang ini memberikan dampak besar bagi budidaya kopi.

MI/Ernest NarusPerwakilan Petani dan Agronomis dari Jawa Barat dan Aceh pada acara talk show yang digelar Nespresso, Rabu (2/10).

“Perubahan iklim itu sangat berdampak sekali terhadap budidaya, terutama kebun kopi,” ungkap Dadang dalam acara talk show yang digelar Nespresso di Park Hyatt Jakarta, Rabu (2/10).

Cek Artikel:  Kejanggalan Kuota Haji Terkuak Pansus Angket DPR Dapat Keterangan dari Arab Saudi

Ia melanjutkan, kebun kopi yang ada di Jawa Barat banyak terdapat di wilayah hutan dan itu memberikan keuntungan tersendiri untuk menghadapi perubahan iklim yang terjadi.

Baca juga : Hadapi Cuaca Ekstem, Petani Dapat Manfaatkan Asuransi Parametriks Indeks Cuaca

“Keberuntungan di Jawa Barat itu, kebun kopi itu ditanam di wilayah hutan. Jadi, ketika ada perubahan cuaca kita bisa menjaga untuk kelembapan karena curah hujan yang dibutuhkan kopi itu adalah 2.800 ml/tahun,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ketika curah hujan lebih tinggi atau rendah, mereka menjaga tanaman kopi lewat pohon naungan yang ada di sekitar tanaman kopi.

“Ketika curah hujan lebih tinggi atau curah hujan lebih rendah, kita me-maintenance lewat pohon naungan. Pohon naungan itu dengan cara memangkas pohon-pohon naungan yang ada di pagar area kopi, jadi ketika kopi membutuhkan cahaya 40% dan itu yang harus petani lakukan untuk merawat dengan cara melakukan pemangkasan pohon (potong ranting) naungan ketika curah hujan lebih tinggi. Hal ini agar terjadi fotosintesis,” jelasnya.

Cek Artikel:  Lokbin dan Loksem UMKM Jakarta Barat Terlindungi Program BPJS Ketenagakerjaan

Baca juga : Kopi Asal Aceh Kembali Jawara Cup of Excellence Indonesia 2022

Dadang menambahkan cara seperti itu memiliki tujuan agar kelembapan tanaman kopi tetap terjaga dan produktifitasnya tetap berjalan.

“Agar komoditi, kelembapannya itu tetap terjaga dan produktifitasnya berjalan, pembungaan berjalan ketika curah hujan begitu banyak, bunga, ketika berbunga itu tidak jatuh,” tambahnya.

Berbeda halnya kelompok tani kopi di Aceh. Dalam menghadapi perubahan iklim yang sedang terjadi, mereka melakukan dua cara, yaitu memberikan nutrisi pada tanaman kopi serta mengadakan asuransi iklim bagi para petani kopi.

Baca juga : Kenduri Bubur Beras Sambut Panen Raya di Aceh

Agronomis dari kelompok Tani Kopi Aceh, Mentari Kondusifda, mengatakan paling penting juga memberikan nutrisi yang baik bagi tanah karena dapat meningkatkan kualitas kopi.

Cek Artikel:  Kepala BNPB Megathrust Bukan Isu Baru, Perlu Kesiapsiagaan

“Yang paling penting juga bagaimana si tanaman kopi itu dapat nutrisi yang terbaik, karena ibarat kata ia bisa bertahan kalau dia sehat, seperti manusia juga. Oleh karena itu, kita di Aceh lagi fokus memperbaiki tanah, mengapa tanah penting karena kita di Aceh punya masalah dimana petani melakukan pemupukan setahun cuma sekali, padahal kita harus mengembalikan bahan organik untuk meningkatkan kualitas tanah dan nutrisi tanahnya,” jelas Mentari.

Selain itu, Mentari menambahkan, kelompok tani di Aceh itu mendapatkan Asuransi iklim yang diberikan oleh Nespresso sebagai bentuk kerja sama. 

Hal ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada petani kopi yang mengalami kendala selama proses pengembangan tanaman kopi yang diakibatkan oleh perubahan cuaca. (Z-1)

 

Mungkin Anda Menyukai