Industri Penerbangan Didorong Mengurangi Jejak Karbon

Ilustrasi maskapai. Foto: Freepik

Jakarta: Industri penerbangan didorong untuk melakukan upaya untuk mengurangi jejak karbon saat pesawat beroperasi.

Salah satu yang dilakukan oleh Pelita Air adalah merilis program Benih dari Langit sebagai hasil kolaborasi antara Perseroan dan Pertamina Foundation dalam misi mengurangi jejak karbon pesawat.

Pengamat transportasi udara Gerry Soejatman menyambut baik program itu lantaran dianggap mendukung upaya pengurangan emisi karbon, utamanya yang disebabkan oleh maskapai penerbangan.

“Ini ide bagus, dan butuh dipublikasi lebih banyak lagi, dan seharusnya lebih banyak lagi airline Indonesia melakukan ini. Mudah-mudahan bisa lanjut ke opsi penumpang beli CO² offset untuk perjalanan mereka,” ujar dia dilansir Media Indonesia, Kamis, 3 Oktober 2024.
 

Cek Artikel:  Optimalkan Produksi, Kilang Kasim Bidik Pemasok Minyak Mentah Baru


Pelita Air. Foto: Berkas Pelita Air

Dia menyebutkan, kontribusi penerbangan dalam emisi karbon CO2 global sebesar 2,5 persen dan menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh dunia penerbangan. Dari hitungannya, donasi dua buah pohon mampu menyerap total 40 kg CO2 per tahun.

Program Benih dari Langit merupakan bentuk konsistensi dari Pertamina Foundation dan Pelita Air untuk keberlanjutan lingkungan hidup dengan cara mengajak masyarakat untuk turut terlibat dalam misi mengurangi emisi karbon.

 

Emisi karbon pesawat udara

Emisi karbon oleh pesawat udara adalah kontributor utama dalam perubahan iklim global melalui proses pembakaran bahan bakar aviasi.

Sebagai upaya mendukung program pemerintahan, Pelita Air telah melakukan berbagai inovasi sebagai bentuk Green Operating Procedure pada setiap penerbangan.

Cek Artikel:  Sejumlah Pemimpin Dunia Hadiri International Sustainability Lembaga 2024

Eksispun cara untuk berkontribusi dalam program Benih dari Langit dapat dilakukan melalui website Pelita air yaitu https://benihdarilangit.pelita-air.com/. Jumlah minimal donasi untuk ikut serta dimulai dari Rp50.000.

Itu setara dengan menanam satu pohon dan menyerap 25-40 kg CO2, atau ekuivalen dengan mengurangi polusi perjalanan mobil sepanjang 100 km. Loyalp donasi yang masuk akan dilaporkan melalui e-mail termasuk bukti dokumentasi berupa pohon yang ditanam dengan tag nama donatur.

“Kita melakukan perjalanan hari ini demi anak dan cucu, berarti kita juga harus jaga bumi kita untuk anak dan cucu,” ucap Gerry.

Mungkin Anda Menyukai