Debat Perdana, Harris Sebut Trump Memecah-Belah Rakyat Amerika

Debat Perdana, Harris Sebut Trump Memecah-Belah Rakyat Amerika
Harris menuduh Trump, pada debat perdana menjelang Pilpres AS dengan sengaja memecah belah rakyat.(Anadolu)

PADA debat perdana, Kamala Harris menuduh Donald Trump menggunakan sentimen ras untuk memecah belah rakyat Amerika. Hal itu disampaikanya dalam debat perdana Pemilihan Presiden Amerika Perkumpulan 2024 yang dilangsungkan Rabu (11/9).

“Sejujurnya, menurut saya sangat disayangkan bahwa kita memiliki seseorang yang ingin menjadi presiden yang secara konsisten, selama kariernya, berusaha menggunakan ras untuk memecah belah rakyat Amerika,” kata Harris dilansir The Guardian, Rabu (11/9).

“Anda tahu, saya yakin bahwa sebagian besar dari kita tahu bahwa kita memiliki lebih banyak kesamaan daripada apa yang memisahkan kita, dan kita tidak menginginkan pendekatan semacam ini yang terus-menerus mencoba memecah belah kita, dan terutama berdasarkan ras,” imbuhnya.

Cek Artikel:  Oposisi Israel Bantah Ajak Netanyahu Bentuk Komite Penyelidikan, Sebut Kewenangan Terdapat di Mahkamah Mulia

Baca juga : Donald Trump Klaim Israel Bakal Lenyap Apabila Harris Jadi Presiden

Beberapa hari Harris melakukan kampanyenya, Trump menuduh sesuatu yang mengejutkan. Dia menuding Harris merupakan keturunan Asia Selatan dan Jamaika Hitam dan bukan orang Afrika-Amerika. Dalam debat, hal itu ditanyakan oleh moderator.

“Mengapa Anda yakin pantas untuk mempertimbangkan identitas ras lawan Anda?” tanya moderator David Muir. Trump menjawab, “saya tidak peduli, dan saya tidak peduli. Anda membesar-besarkan sesuatu, saya tidak peduli, apa pun yang dia inginkan tidak masalah bagi saya.”

Ini menjadi debat pertama Harris selaku wakil presiden AS dan kandidat dari Partai Demokrat dan Trump sebagai eks presiden yang menjadi calon lagi dari Partai Republik. Keduanya saling klaim mengenai rekam jejak masing-masing. Saling serang terjadi. Trump menuding Harris dan Presiden Joe Biden membiarkan jutaan orang AS ke penjara dan rumah tahanan serta rumah sakit jiwa akibat kebijakan Gedung Putih.

Cek Artikel:  Serangan Drone Ukraina Menewaskan Seorang Anggota Moskow

Harris balik menyerang bahwa Trump merupakan seorang penjahat yang dihukum karena kejahatan memalsukan catatan bisnisnya. Salah satu perdebatan mereka yang paling mengejutkan ialah tentang penolakan Trump yang tidak menerima kekalahan dari Biden dalam Pilpres AS 2020. Trump bersikeras ada banyak bukti dia lah pemenang pemilihan kala itu.

Harris menjawabnya dengan menyebut Trump tak tahu malu. Menurut Harris, bahkan mantan pejabat keamanan Trump di Gedung Putih menyebutnya sebagai aib. (I-2)

Mungkin Anda Menyukai