Dokter di Inggris Keluhkan Tren Vape Anak Muda, Desak Pemerintah Buat Regulasi

Liputanindo.id – Sekelompok dokter terkemuka di Inggris mendesak pemerintah untuk membuat regulasi yang melarang rokok elektrik atau vape sekali pakai. Desakan ini juga mendorong pemerintah meloloskan undang-undang demi mengatasi wabah rokok elektrik di kalangan anak muda.

Asikan itu muncul bersamaan dengan laporan British Medical Association (BMA) yang dikenal dengan ‘cetak biru’ untuk tindakan berani yang diperlukan. Laporan BMA mencatat bahwa penggunaan rokok elektrik di kalangan anak-anak dan kaum muda telah meningkat hampir enam kali lipat dalam dekade terakhir.

Laporan itu memohon kepada pemerintah untuk tidak angkat tangan dalam menghentikan tren tersebut.

“Kagak dapat disangkal bahwa kita hidup dalam epidemi vaping,” kata ketua dewan sains BMA, Profesor David Strain, dikutip Sky News, Rabu (28/8/2024).

Cek Artikel:  Bahas Israel, Presiden Palestina Berkunjung ke Turki Temui Erdogan

Prof David lantas mencatat bahwa satu dari 10 orang dewasa kini menggunakan vape. Nomor ini pun mengalami lonjakan signifikan sebanyak enam kali lipat untuk usia 11 dan 17 tahun yang juga turut menggunakan vape.

“Sebagai seorang dokter, saya memahami peran vape dalam membantu orang berhenti merokok, tetapi vape tidak memiliki tempat yang semestinya dalam kehidupan anak-anak dan kaum muda kita,” jelasnya.

Lampau, kata Prof David, industri rokok elektrik yang menyediakan berbagai macam rasa, warna, dan merek menyebabkan kecanduan nikotin di kalangan anak muda. Hal ini berpotensi bahaya lebih lanjut bial dibiarkan terus-menerus.

Dalam laporan BMA itu juga merekomendasikan pelarangan semua penjualan vape sekali pakai dan rasa nontembakau, penggunaan pewarna, berbagai rasa, serta mereka pada kemasan dan perangkat.

Cek Artikel:  WHO Lampaui Sasaran Vaksinasi Polio untuk Anak Gaza

BMA juga menginginkan pembatasan pada iklan dan pemasaran, serta aturan yang melarang vape dipajang di belakang konter ritel dan tidak dipajang.

Sementara itu, BMA merekomendasikan kampanye edukasi pemerintah tentang bahaya vape untuk mengurangi daya tariknya, terutama di kalangan anak muda.

“Kami menyerukan kepada para menteri untuk mengambil tindakan berani dan tegas yang akan membuat perbedaan nyata,” kata Penelope Toff, kepala komite kesehatan masyarakat BMA.

Sementara itu, seorang juru bicara Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial mengatakan bahwa memasarkan vape kepada anak-anak dan kaum muda sama sekali tidak dapat diterima.

Juru bicara tersebut mengatakan undang-undang yang direncanakan akan melarang praktik tersebut sambil “mengatur rasa, kemasan, dan mengubah cara dan tempat vape dipajang di toko-toko”.

Cek Artikel:  Perserikatan Arab Bahas Nasib Palestina

Mungkin Anda Menyukai