Hindari Pelemahan Rupiah, HIPMI Usul Perpanjang Masa Simpan DHE

Liputanindo.id JAKARTA – Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) mengusulkan agar pemerintah memperpanjang masa simpan dana hasil ekspor (DHE), dari semula tiga bulan menjadi enam bulan guna mencegah pelemahan rupiah.

Sekretaris Jenderal BPP HIPMI, Anggawira mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah atas US$ saat ini dapat mengganggu dunia usaha dan perekonomian nasional.

Oleh karena itu, Hipmi merekomendasikan DHE, yang tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 272 Mengertin 2023, agar diendapkan lebih lama karena akan efektif meningkatkan cadangan devisa RI.

“Pemerintah sudah mewajibkan para eksportir menyimpan devisa hasil ekspor sumber daya alam atau DHE SDA paling sedikit 30 persen dalam sistem keuangan Indonesia dengan jangka waktu minimal tiga bulan, kita usul diperpanjang menjadi enam bulan. Supaya mengendapnya lebih lama,” kata Anggawira, di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

Cek Artikel:  Jokowi Bakal Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik Punya Penduduk Banyuwangi

Hipmi juga mengajak para pengusaha untuk menggunakan fasilitas Local Currency Settlement (LCS) yang diluncurkan Bank Indonesia.

Ia menilai program LCS dapat mengurangi ketergantungan dunia usaha pada mata uang US$.

“Buat transaksi bilateral, saya ajak pengusaha-pengusaha lainnya untuk pakai LCS, jadi mengurangi ketergantungan kita terhadap US$. Langkah ini akan memperkuat perekonomian kita,” ujarnya.

Selain itu, Anggawira juga meminta BI menegakkan aturan tentang penggunaan mata uang rupiah, supaya masyarakat menggunakan mata uang dalam negeri di setiap transaksinya.

Sebelumnya pada Jumat (19/4/2024), Bank Indonesia seperti dirilis Antara, memastikan stabilitas rupiah terjaga dalam mengantisipasi dampak dari ketidakpastian penurunan suku bunga AS atau Fed Fund Rate (FFR) dan ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.

Cek Artikel:  Pemerintahan Baru harus Lanjutkan Transformasi Ekonomi

BI melakukan pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operasi moneter yang pro-market dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. (HAP)

Mungkin Anda Menyukai