Liputanindo.id – Pelajar Indonesia kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang talenta internasional. Sebanyak empat siswa Indonesia yang tergabung dalam Tim Olimpiade Ilmu Kebumian Indonesia berhasil menyabet tiga medali perak dan lima medali perunggu pada ajang International Earth Science Olympiad (IESO) ke-17. Prestasi ini menjadi hadiah spesial di Hari Ulang Mengertin (HUT) ke-79 Republik Indonesia.
“Prestasi adik-adik menjadi momentum membanggakan bertepatan dengan HUT ke-79 RI. Selamat kepada adik-adik yang sudah berjuang dan mengharumkan nama Indonesia di ajang IESO,” tutur Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Maria Veronica Irene Herdjiono dari keterangan resmi yang diterima ERA.
Para peraih medali di ajang IESO 2024, yaitu pada kompetisi individual, medali perak berhasil diraih oleh Sanny Onggiesty Dassaniya (SMAS Bakti Yudha) dan Thomas Chrisant Denen (SMAS Kristen Immanuel Pontianak) dan medali perunggu diraih oleh Ammara Shifa Andini (MAN 2 Kota Malang).
Kemudian, untuk kompetisi beregu ITFI (International Team Field Investigation), Sanny Onggiesty Dassaniya berhasil meraih medali perunggu. Selanjutnya pada kompetisi beregu ESP (Earth System Project), medali perak berhasil diraih Mujib Ahmad Kurniawan (SMA Negeri 1 Bersih) serta tiga medali perunggu diraih oleh Sanny Onggiesty Dassaniya, Ammara Shifa Andini, dan Thomas Chrisant Denen. Total medali yang raih Indonesia pada ajang IESO ke-17 adalah sebanyak 8 medali yang terdiri dari atas tiga medali perak dan lima medali perunggu.
Siswa-siswi yang mewakili Indonesia pada IESO tahun ini sebelumnya merupakan siswa yang dijaring dari pemenang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Ilmu Kebumian Mengertin 2023. Para siswa tersebut menjalani seleksi dan pembinaan tiga tahap yang difasilitasi oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbudristek.
Di ajang IESO 2024, Tim Olimpiade Kebumian Indonesia didampingi oleh Ichsan Ibrahim dari STMIK Indonesia Independen (Leader Mentor), Yan Restu dari Universitas Gadjah Mada (Mentor) dan Ergy Amar Rifqi dari Pusat Prestasi Nasional (Observer).
Koordinator Pembina IESO, Ichsan Ibrahim dari STMIK Indonesia Independen, mengatakan bahwa para siswa sudah berjuang dengan gigih untuk bisa membawa pulang medali ke tanah air.
“Alhamdulillah berlangsung dengan baik. Siswa kita bisa mengikuti lomba dengan sehat dan sungguh-sungguh. Setelah berakhirnya lomba ini tidak berarti mereka berhenti untuk belajar tentang earth science. Mereka diharapkan menjadi saintis ilmu kebumian di masa depan yang bisa berkolaborasi secara internasional,” jelas Ichsan.
Salah satu peraih medali perak kompetisi individual dan medali perunggu ITFI, Sanny Onggiesty Dassaniya, mengaku bersyukur bisa mempersembahkan prestasi untuk Indonesia.
“Senang banget saya bisa meraih tiga medali di IESO dan mendapat pengalaman berharga untuk kedepannya. Bangga sekali dapat membawa pulang medali,” ujarnya.
Siswa lainnya, Thomas Chrisant Denen, juga menceritakan pengalamannya mengikuti ajang IESO 2024.
“Perjalannya panjang dari mulai OSN lalu mengikuti pembinaan tiga kali dari Puspresnas. Selama di sana kita banyak bertemu teman-teman dari berbagai negara,” kata Thomas.
Sebagai informasi, International Earth Science Olympiad (IESO) ke-17 diselenggarakan pada 7 s.d. 16 Agustus 2024 di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok. Peking University (PKU) menjadi tuan rumah penyelengara tahun ini. IESO 2024 bertema “Big Data for Our Earth” ini diikuti oleh 34 negara peserta dan 1 negara pemantau, Kenya.
IESO adalah ajang kompetisi siswa pra-perguruan tinggi (sekolah menengah) untuk bidang ilmu kebumian yang meliputi pengetahuan mengenai geosfer (geologi dan geofisika), hidrosfer (hidrologi dan oseanografi), atmosfer (meteorologi dan klimatologi) dan sains keplanetan.
Kegiatan ini dipayungi oleh the International Geoscience Education Organization (IGEO) yang merupakan suatu organisasi internasional dengan anggota para pendidik/organisasi/institusi pendidikan ilmu kebumian di seluruh dunia baik untuk tingkat pra-perguruan tinggi maupun perguruan tinggi.
Selain melakukan kompetisi, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mempelajari budaya setempat dengan adanya program budaya dan kunjungan ke beberapa lokasi wisata yang menjadi cagar budaya seperti Summer Palace, Great Wall, Olympic Forest Park, Pearl Pavilion, Jade Exhibition Hall, yang menampil kehidupan dan budaya tradisional maupun modern di Tiongkok.