Amerika Perkumpulan Tolak Pemindahan Massal Penduduk Palestina di Tepi Barat

Liputanindo.id – Amerika Perkumpulan menolak secara tegas pemindahan massal warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang tidak disebutkan namanya menolak secara tegas evakuasi massal warga Palestina di Tepi Barat. Penolakan itu juga dibarengi dengan kesadaran bahwa evakuasi itu demi melindungi kehidupan warga sipil di Tepi Barat yang diduduki.

“Kami menolak gagasan pemindahan massal warga Palestina di Tepi Barat, sementara kami mengakui bahwa perintah evakuasi lokal mungkin diperlukan dalam situasi tertentu untuk melindungi kehidupan warga sipil selama operasi kontraterorisme yang sensitif,” katanya, dikutip Anadolu, Kamis (29/8/2024).

Terkait serangan Israel di Tepi Barat, juru bicara AS itu mengakui bahwa kebutuhan kemanan Israel dibutuhkan dengan mencakup melawan aktivitas teroris di wilayah tersebut.

Cek Artikel:  Sepulang Rawat Korban Genosida di Gaza, Perawat Prancis Ditangkap

“Pada saat yang sama, kami terus mendesak agar otoritas Israel mengambil tindakan untuk melindungi semua warga sipil dari bahaya,” kata juru bicara tersebut.

“Kami juga tetap sangat prihatin tentang menjaga stabilitas di Tepi Barat dan terus mendesak Israel untuk mengambil semua langkah yang layak untuk melindungi kehidupan warga sipil di Tepi Barat, seperti yang kami desak mereka lakukan di Gaza,” tambah juru bicara itu.

Tentara Israel sedang melakukan salah satu serangan militer terbesarnya di Tepi Barat yang diduduki dalam dua dekade. Operasi itu meliputi penggerebekan, serangan udara, dan penghancuran jalan dan bangunan Palestina di Jenin dan kamp pengungsi Tulkarem dan Tubas di utara wilayah itu.

Cek Artikel:  Dunia Didesak Tekan Israel agar Abbas Dapat Masuki Gaza

Akibat serangan itu, setidaknya 10 warga Palestina telah tewas setelah serangan dimulai Selasa malam. Daerah Tepi Barat yang diduduki telah mengalami penggerebekan yang semakin sering dan seringkali mematikan oleh militer Israel di tengah perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung.

Kematian baru yang sejauh ini diakibatkan oleh operasi itu membuat jumlah korban di Tepi Barat menjadi sedikitnya 662 warga Palestina sejak 7 Oktober tahun lalu, menurut angka resmi dari Kementerian Kesehatan Palestina. Nyaris 5.400 lainnya telah terluka oleh tembakan militer Israel.

Perintah evakuasi itu muncul dari Menteri Luar Negeri Israel, Israel Kantz, menyusul operasi serangan di wilayah tersebut. Evakuasi massal itu bertujuan untuk melindungi warga sipil dari serangan.

Cek Artikel:  87 Negara Terbaik Dunia pada 2023, Indonesia Nomor Berapa

Mungkin Anda Menyukai