Hari Tani Nasional Apa yang Pandai Kita Pelajari dari Kemajuan Pertanian Modern Tiongkok

Hari Tani Nasional: Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kemajuan Pertanian Modern Tiongkok?
Industri pertanian di Tiongkok telah mengalami transformasi signifikan dari praktik kuno hingga teknologi modern, memainkan peran vital dalam ekonomi dan keamanan pangan negara. (Xinhua)

INDUSTRI pertanian di Tiongkok telah mengalami transformasi luar biasa selama bertahun-tahun. Pertanian memainkan peran sentral dalam perkembangan ekonomi negara dan keamanan pangan. 

Dari praktik pertanian kuno hingga kemajuan teknologi modern, sektor pertanian Tiongkok berkembang untuk menghadapi tantangan pertumbuhan penduduk, perubahan tuntutan konsumen, dan kebutuhan akan praktik-praktik berkelanjutan.

Pertanian telah menjadi tulang punggung masyarakat Tiongkok selama ribuan tahun. Praktik pertanian tradisional, seperti budidaya padi, produksi sutra, dan penanaman teh, membentuk lanskap budaya serta ekonomi negara. Pengembangan sistem irigasi canggih, sawah berundak, dan teknik pergiliran tanaman mencerminkan kecerdikan para petani Tiongkok.

Baca juga : Pertanian Modern di Indonesia: Ciptaan, Efisiensi, dan Masa Depan Pangan di Hari Tani Nasional

Setelah berdirinya RRC tahun 1949, dilakukan reformasi agraria signifikan dan upaya kolektivisasi. Tanah didistribusikan kembali kepada para petani, dan produksi pertanian diorganisir ke dalam pertanian kolektif. Meskipun upaya ini bertujuan untuk mengatasi masalah ketidaksetaraan lahan, upaya ini juga menimbulkan tantangan seperti berkurangnya insentif individu dan ketidakefisienan dalam produksi.

Cek Artikel:  Sri Mulyani Tambah Anggaran Belanja untuk Prabowo Subianto Rp117 Triliun

Pada 1950-an dan awal 1960-an, kampanye ekonomi dan sosial yang ambisius, dikenal sebagai “Great Leap Forward”, diimplementasikan. Tetapi, upaya cepat mengindustrialisasi pertanian dan meningkatkan produksi baja berujung pada kegagalan pertanian besar-besaran, termasuk Kelaparan Besar Tiongkok. Jutaan orang kehilangan nyawa akibat kelangkaan pangan dan gangguan ekonomi.

Pada akhir 1970-an, Tiongkok memulai reformasi ekonomi di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping. Reformasi pertanian menjadi bagian penting dari transformasi ini. Sistem Tanggung Jawab Rumah Tangga memberi petani hak menyewa tanah, menjual hasil surplus, dan mempertahankan keuntungan, sehingga meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Baca juga : Yuk Kenali Konsep Pertanian Berkelanjutan

Sektor pertanian Tiongkok mengalami kemajuan teknologi signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Mekanisasi, varietas tanaman hibrida, dan teknik pertanian presisi menghasilkan peningkatan hasil panen serta efisiensi yang lebih tinggi. Penggunaan organisme hasil rekayasa genetika (GMO) juga membantu mengatasi kekhawatiran terkait keamanan pangan.

Cek Artikel:  Berdayakan UMKM dengan Menggelar Pameran E-Commerce

Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar, memastikan keamanan pangan menjadi prioritas utama bagi Tiongkok. Pemerintah menerapkan kebijakan untuk mencapai swasembada tanaman pokok seperti beras, gandum, dan jagung. Cadangan biji-bijian strategis dan subsidi digunakan untuk menstabilkan harga serta menjaga produksi domestik.

Urbanisasi dan industrialisasi cepat di Tiongkok menimbulkan tantangan bagi sektor pertaniannya. Kelangkaan lahan, degradasi lingkungan, kekurangan air, dan polusi memengaruhi produktivitas pertanian. Upaya mendorong praktik pertanian berkelanjutan, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan meningkatkan manajemen air menjadi penting bagi kelangsungan pertanian Tiongkok di masa depan.

Baca juga : Pertanian Hortikultura: Jenis, Manfaat dan Tips Budidaya

Peran Tiongkok dalam perdagangan pertanian global juga tumbuh pesat. Negara ini menjadi pemain utama dalam impor dan ekspor produk pertanian. Konsumen yang besar serta kelas menengah yang berkembang di Tiongkok menyebabkan peningkatan permintaan produk impor, sementara ekspor produk seperti buah-buahan, sayuran, dan makanan olahan juga terus meningkat.

Cek Artikel:  Penemuan Teknologi Pertanian Hingga Pengemasan Hadir di Jakarta

Demi Tiongkok semakin mengarah pada urbanisasi dan modernisasi, industri pertanian kemungkinan akan mengalami transformasi lebih lanjut. Penggunaan teknologi digital, pertanian presisi, dan pertanian pintar menjadi sangat penting untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi konsumsi sumber daya, dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Industri pertanian di Tiongkok memiliki sejarah yang kaya dan sangat penting dalam perkembangan ekonomi serta keamanan pangan negara. Dari praktik tradisional hingga inovasi modern, pertanian Tiongkok terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berubah.

Di tengah tantangan dan peluang baru, kemampuan sektor pertanian untuk beradaptasi dan berinovasi akan memainkan peran kunci dalam membentuk masa depannya. Menyeimbangkan kebutuhan populasi yang terus tumbuh, keberlanjutan lingkungan, dan perdagangan global akan menjadi kunci perkembangan sektor pertanian Tiongkok di abad ke-21. (ugm/antaranews/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai