Jumlah Penumpang Angkutan Udara di Jawa Barat Menurun

Jumlah Penumpang Angkutan Udara di Jawa Barat Menurun
Ilustrasi(Istimewa)

DATA dari Badan Pusat Tetaptik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkutan udara di Jabar mengalami penurunan hingga 14,64% pada Agustus 2024.

Sumber data ini diamati dari Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kertajati, Cakrabhuwana Penggung, Nusa Wiru, Wiriadinata. “Kalau kita lihat jumlah penumpang penerbangan domestik terakhir di Agustus 2024  9,67 ribu penumpang dan kondisi ini bila month to month menurun 14,64%. Terdapatpun secara year on year (yoy) penurunannya hingga -72,23%,” kata Kepala BPS Jabar, Darwis Sitorus, Selasa (1/10).

Bahkan, lanjut Darwis, penurunan kunjungan c-to-c atau akumulasi dari Januari hingga Agustus 2024 mencapai -59,84%. Pesawat yang berangkat menuju Bandara Ngurah Rai mengalami penurunan tadinya 42 pesawat di bulan Juli 2024 menjadi 40 pesawat di Agustus 2024. Jumlah penumpang domestik dari Bandara Kertajati menuju Ngurah Rai dari 5.651 menjadi 5.247 penumpang.

Cek Artikel:  Modern Market Lembang Diresmikan, Tampung Hasil Pertanian Petani Kecil

Baca juga : 2 Nomorsa Pura Merger, Jumlah Penumpang Ditarget Lelah 170 Juta

“Kemudian dari Bandara Sunyinggan, Balikpapan dari 4.016 penumpang turun ke 2.903 penumpang dan dari Bandara Udara Dunia Kualanamu dari 1.295 penumpang turun menjadi 1.164 penumpang,” bebernya.

Sementara itu kata Darwis, jumlah penumpang Dunia Bandara Kertajati Bandara Kertajati, menurut negara tujuan Malaysia dari 2.438 penumpang menjadi 2.104 penumpang di bulan Agustus 2024.

Penurunan jumlah penumpang tersebut disikapi oleh para pelaku usaha pariwisata yang mendukung upaya mengaktifkan kembali Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung, untuk melayani penerbangan internasional yang bisa mendongkrak pariwisata Kota Bandung.

Baca juga : Jumlah Penumpang Pesawat saat Puncak Arus Balik di 20 Bandara AP II Tembus 309.477 Orang

Cek Artikel:  Mercure Bandung Nexa Supratman Gelar Latihan Simulasi Evakuasi Korban Kebakaran

Ketua Dewan Ahli Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Djoni Sofyan Iskandar, menyampaikan sejarah panjang Bandara Husein Sastranegara telah menjadi gerbang utama menuju Kota Bandung, sejak zaman kolonial Belanda. Oleh karenanya tidak bisa dipandang sebelah mata.

“Sebagai salah satu simbol penting bagi kota ini, bandara tersebut telah lama menjadi penghubung utama bagi wisatawan, baik domestik maupun
internasional. Tetapi, situasi berubah sejak BIJB Kertajati beroperasi dan Bandara Husein Sastranegara dihentikan operasionalnya untuk
penerbangan internasional,” tutur Djoni.

Menurut Djoni akibat penutupan tersebut, kini dampkanya sangat terasa. Wisatawan yang datang ke Kota Bandung tidak lagi dalam bentuk grup besar, tetapi lebih banyak yang datang secara individu melalui Jakarta. Ini mengurangi potensi ekonomi yang selama ini menjadi andalan dari turis internasional. Meskipun kini Bandara Husein Sastranegara telah menjalani proses revitalisasi, langkah tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan.

Cek Artikel:  BigSocial Memitigasi Kekerasan Seksual dengan Memanfaatkan AI

Baca juga : Menhub Budi Karya Pimpin Uji Coba Pendaratan Pesawat di IKN

“Malah sebaliknya, penutupan bandara ini menciptakan kerugian besar bagi industri pariwisata kota. Sejumlah agen perjalanan mengungkapkan kekhawatiran mereka akan kehilangan peluang (opportunity lost) yang sangat berharga bagi perkembangan pariwisata di Kota Bandung,” papar Djoni.

Djoni menambahakan, untuk itu pelaku pariwisata di Kota Bandung merekomendasikan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan kementerian terkait mengambil langkah cepat untuk mencari solusi.

“Kami mendukung BIJB Kertajati, tetapi kami juga perlu sinergi yang kuat agar Bandara Husein Sastranegara tetap beroperasi. Ini penting untuk memastikan wisatawan tetap datang langsung ke Kota Bandung,” sambungnya. (AN/J-3)

Mungkin Anda Menyukai