Ratusan Ribu Kaum di 24 Daerah di Jawa Tengah Kesulitan Air Bersih

Ratusan Ribu Warga di 24 Daerah di Jawa Tengah Kesulitan Air Bersih
Kaum antri mengambil bantuan air bersih di Desa Sempu, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora.(MI/Akhmad Safuan)

KEKERINGAN yang melanda Jawa Tengah kian meluas. Hingga saat ini ribuan warga di 24 daerah dari 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah terdampak dan mengalami kesulitan air bersih. Pemerintah setempat telah menggelontokan sekitar 5 juta liter air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut bantuan.

Sebagian besar daerah dilanda kekeringan akibat sumber daya air seperti sumur, sungai, embung dan bendungan telah menyusut drastis bahkan kering kerontang akibat sudah lebih 60 hari tidak turun hujan. “Kami hanya berharap bantuan air dari pemerintah maupun swasta setiap hari karena sumur kami telah mengering,” ujar Wiyono, 50, warga Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Blora.

Hal serupa juga diungkapkan Sukardi,46, warga Desa Tambahagung, Kecamatan Tambakromo, Pati yang cukup kesulitan air bersih akibat sudah berbulan-bulan tidak turun hujan. Buat memenuhi kebutuhan warga yang mampu membeli air Rp4.000 per jeriken. Kaum yang tidak mampu mencari hingga keluar desa ataupun menyaring air sungai untuk kebutuhan konsumsi.

Cek Artikel:  Dokter Aulia Risma Undip Diduga Bunuh Diri, Ibunya Melapor ke Polda Jateng

Baca juga : 17 Kecamatan di Purwakarta Mulai Krisis Air Bersih

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Muhammad Chomsul mengatakan hingga saat ini kekeringan dan kesulitan air bersih terus meluas telah melanda 193 desa, 91 kecamatan di 24 kabupaten/kota.

“Berdasarkan data sebanyak 3.871 Kepala atau sekitar 107.256 jiwa terdampak bencana kekeringan di 24 daerah, maka bantuan air digelontorkan baik dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota maupun sejumlah lembaga,” kata Muhammad Chomsul.

Kemarau tahun ini berbeda dengan tahun lalu, ungkap Muhammad Chomsul, yakni lebih basah sehingga di sejumlah daerah masih ada hujan meskipun intensitas ringan dan tidak merata. Tetapi untuk daerah lain kondisi tidak ada hujan sama sekali hingga berdampak kesulitan air bersih. “Kita mulai gelontorkan bantuan sejak Mei lalu,” imbuhnya.Kemarau tahun ini, menurut Muhammad Chomsul, sudah memasuki puncak dan diperkirakan akan berlangsung hingga September mendatang sehingga diharapkan persediaan air bersih untuk bantuan masih tersedia di daerah-daerah hingga akan memasuki musim hujan. (N-2)
 

Cek Artikel:  Pesawat Pemandu Rombongan Istri Pj Gubernur Papua Tergelincir di Bandara Kamanap

Mungkin Anda Menyukai