Menkeu Israel Desak Jaksa Mulia Ambil Keputusan Soal Aksi Mogok Buruh, Sebut Dapat Rusak Perekonomian

Liputanindo.id – Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mendesak jaksa agung untuk meminta pengadilan mengambil keputusan soal aksi mogok yang direncanakan serikat buruh terbesar di negara itu.

Dalam suratnya kepada Jaksa Mulia Gali Baharav-Miara, Smotrich mengatakan aksi mogok yang direncanakan itu tidak memiliki dasar hukum. Aksi itu juga dinilai sebagai upaya memengaruhi keputusan kebijakan penting di keamanan negara.

“Smotrich berpendapat bahwa aksi mogok tidak memiliki dasar hukum karena bertujuan untuk memengaruhi keputusan kebijakan penting politisi secara tidak benar tentang isu-isu yang terkait dengan keamanan negara,” demikian laporan harian Israel Yedioth Ahronoth, Senin (2/9/2024).

Lampau, kata Smotrich, aski mogok yang dikerahkan oleh serikat buruh terbesar di negara itu, Histadrut, berpotensi merusak ekonomi negara yang signifikan. Apalagi, bandara di Israel memutuskan untuk menutup penerbangan mereka menyusul rencana tersebut.

Cek Artikel:  Soal Perseteruan Dua Petinggi Israel, Hamas: Netanyahu Berbohong Kepada Dunia

Histadrut sebelumnya menyerukan aksi mogok umum pada hari Senin untuk menekan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan faksi-faksi Palestina. Mantapan itu disampaikan beberapa jam setelah tentara Israel mengatakan telah menemukan jenazah enam sandera Israel dari Jalur Gaza selatan.

Menurut laporan, aksi tersebut direncanakan akan dimulai pukul 6 pagi waktu setempat dan saat ini direncanakan sebagai pemogokan satu hari. Kepala Federasi Buruh Histadrut Arnon Bar-David mengatakan penambahan mogok kerja akan diputuskan setelah demo pada Senin (2/9).

Media Israel melaporkan, beberapa sektor di Israel mendukung pemogokan tersebut, termasuk penerbangan, bank, layanan pos, sekolah, dan transportasi, yang berpotensi menyebabkan penutupan total ekonomi Israel.

Cek Artikel:  Gedung Putih Klaim Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Terdapat Kemajuan

Di sisi lain, Netanyahu membantah bertanggung jawab atas kematian enam sandera tersebut, yang tiga diantaranya bisa bebas pada tahap pertama gencatan senjata Hamas-Israel. Netanyahu justru menyalahkan Hamas yang menolak untuk negosiasi dengan tulus soal gencatan senjata.

Israel memperkirakan lebih dari 100 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah terbunuh.

Mungkin Anda Menyukai