Jelita, Ini Langkah Awal Menjadi Freelancer

Jelita, Ini Langkah Awal Menjadi Freelancer
Ilustrasi(freepik.com)

LONJAKAN kasus pemutusan hubungan kerja atau layoff di beberapa perusahaan dan starut menimbulkan kekhawatiran atas keberlanjutan. Mekanis, hal ini akan meningkatkan pengangguran. Tetapi, masih banyak terbuka jalan, salah satunya dengan menjadi freelancer. 

Menjadi freelancer juga merupakan kesempatan bagi Jels yang menjadi ibu rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan. Pun, jika Jels masih bekerja di sebuah perusahaan, freelancer adalah peluang mencari penghasilan sampingan atau side hustle. Elastis dan menghasilkan, menarik  bukan?

Alexandro Wibowo, Chief Marketing Officer (CMO) Sribu mengatakan menjadi freelancer dipilih banyak orang untuk mendapatkan penghasilan baik sebagai penghasilan utama maupun penghasilan sampingan. “Di tempat saya ada rata-rata ada 2.000 orang mendaftar sebagai freelancer per hari,” kata Alex.

Baca juga : Gig Economy akan Beri Banyak Kesempatan untuk Anak Muda

Cek Artikel:  Pilates untuk Ibu Hamil dan Berpuasa, Kondusifkah

Ia menegaskan, menjadi freelancer tidak berarti bebas bekerja sesuka hati. Selain itu, karena ketatnya persaingan di dalam market freelancer itu sendiri, maka harus memiliki strategi untuk dapat bersaing agar mendapatkan proyek.

Simak tips untuk mulai menjadi freelancer:

  1. Upgrade skill andalan. Seorang freelancer tetap harus melakukan upgrade skill agar bisa menarik klien atau pencari jasa. Di antara freelancer yang menawarkan jasa, keunggulan skill akan membuat freelancer mudah ‘terlihat’ oleh klien. Apabila skill Jels adalah desainer, deskripsikan dengan spesifik. Apabila punya keahlian menulis, jelaskan apakah copywriting, scripwriting, atau technical writing.
  2. Perbaiki kemampuan berkomunikasi. Karena berhubungan dengan pencari jasa, maka skill berkomunikasi menjadi sangat penting. Buka ruang diskusi dengan pencari jasa jika memungkinkan, dan jelaskan batasan-batasan di awal. Tanyakan detail kewajiban dan hak Jels jika menjadi freelancer langsung. Lebih aman dan menguntungkan kedua belah pihak jika melalui platform freelancer seperti Sribu di dalam negeri, atau Upwork dan Fastwork palftorm dari luar negeri. 
  3. Perbaiki portofolio. Freelancer pada dasarnya adalah penjual jasa. Oleh karenanya, portofolio harus dibuat semenarik mungkin agar pencari jasa tertarik untuk melihat jasanya. “Pencari jasa pasti melihat kesan pertama dari apa yang ditawarkan freelancer. Karena itu lapak menjadi penting karena itu yang pertama dilihat klien,” kata Alex.
  4.  Tingkatkan kemampuan bahasa Asing. Jangan salah, skill freelancer di Indonesia cukup diminati pencari jasa di luar negeri. Tetapi banyak freelancer yang kurang percaya diri dengan kemampuan bahasa Inggrisnya. Demi ini, banyak fitur penerjemah yang Jels bisa gunakan. 
  5. Tetapkan target. Menjadi freelancer tak berarti Jels bisa sesuka hati dalam bekerja. Jels harus menetapkan target proyek atau job yang ingin dikerjakan dalam jangka waktu tertentu. “Terdapat freelancer yang menjadikan pekerjaan lepas ini menjadi pekerjaan utama. Mekanis, ia harus mendapat pekerjaan dalam jumlah tertentu agar pendapatannya bisa diandalkan. Dan ada juga freelancer di tempat kami yang bisa mendapatkan fee senilai dua digit,” ujar Alex.
Cek Artikel:  Mau Elok, Hati-hati Pilih Klinik

Menurut Alex peluang untuk menjadi pekerja lepas masih akan terus terbuka. Banyak pelaku usaha dari skala kecil (UMKM) yang membutuhkan jasa freelancer seperti pembuatan logo, desain web dan wording untuk kampanye penjualan. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai