Houthi Kembalikan Kantor PBB

Houthi Kembalikan Kantor PBB
(Instagram)

KELOMPOK bersenjata di Yaman, Houthi, telah mengembalikan Kantor Hak Asasi Orang PBB di Sanaa, yang telah mereka kuasai sejak awal bulan ini.

Pada 3 Agustus lalu, kelompok yang didukung Iran mengirim delegasi ke kantor Hak Asasi Orang PBB dan memaksa stafnya untuk menyerahkan kuncinya.

“Kantor tersebut diserahkan kembali hari ini kepada koordinator residen kami di Yaman. Kantor tersebut tampaknya masih dalam keadaan aslinya, namun inventarisasi sedang dilakukan,” kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, dilansir dari CNA, Selasa (20//8).

Baca juga : AS Mengutuk Penahanan Staf PBB dan LSM oleh Houthi

Dujarric menambahkan bahwa ia menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat. “PBB dan mitranya tidak boleh menjadi sasaran, ditangkap atau ditahan saat menjalankan mandat mereka,” tambah Dujarric.

Cek Artikel:  Kaum Israel Geruduk Rumah Netanyahu, Desak Pemilu dan Pembebasan Sandera Segera

Kepala Hak Asasi Orang PBB Volker Turk, menyebutnya sebagai serangan serius terhadap kemampuan PBB untuk melaksanakan mandatnya. PBB pada Senin (19/8) kembali menyerukan pembebasan 13 stafnya dan puluhan karyawan LSM dan kedutaan yang telah ditahan oleh Houthi selama lebih dari dua bulan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat prihatin dengan kesejahteraan para tahanan tersebut. Houthi mengklaim bahwa mereka menangkap jaringan mata-mata Amerika-Israel yang beroperasi di bawah kedok organisasi kemanusiaan tetapi tuduhan itu dengan tegas dibantah oleh Kantor Hak Asasi Orang PBB.

Golongan Houthi terlibat dalam perang saudara yang telah berlangsung lama dan telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari separuh penduduknya bergantung pada bantuan di negara termiskin di Semenanjung Arab.

Cek Artikel:  Soal Ketegangan di Timur Tengah, Para Menteri G7: Kami Mendesak Seluruh Pihak Menahan Diri

Pertempuran telah berkurang secara signifikan sejak perundingan gencatan senjata enam bulan oleh PBB pada April 2022, meski gencatan senjata secara resmi telah berakhir. (I-2)

Mungkin Anda Menyukai