Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Aset Ributo Tetap Dilirik

Ilustrasi. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Jakarta: Insight DBS Chief Investment Officer (CIO) telah menguraikan pandangan aset-aset berisiko sedang menarik dalam dua triwulan terakhir.

Memasuki triwulan keempat, aset berisiko akan tetap berada di posisi baik karena penurunan suku bunga acuan sebesar 50 bps secara mengejutkan oleh Bank Sentral AS (The Fed) akan meningkatkan peluang untuk perlambatan terkendali (soft landing).

Demikian dijelaskan Chief Investment Officer Bank DBS Hou Wey Fook, saat media briefing DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 4Q24: In a Sweet Spot secara daring, Senin, 30 September 2024.

Menurut Hou Wey Fook, gabungan antara pelonggaran suku bunga dan ketahanan ekonomi, disertai kemajuan teknologi yang mendorong peningkatan produktivitas, akan menguntungkan aset berisiko.

“Kondisi bullish di pasar saham dipastikan akan terus berlanjut, dengan perluasan ke sektor-sektor dengan pertumbuhan yang tertunda. Perusahaan-perusahaan teknologi raksasa AS terus menunjukkan performa baik dalam pertumbuhan portofolio DBS CIO – tidak seperti gelembung dot-com pada 1990-an, revolusi AI saat ini dipimpin oleh bisnis besar menguntungkan yang didanai oleh likuiditas di pasar, bukan oleh utang,” jelas dia.

Cek Artikel:  Lewat Grand Final Proliga Bolavoli 2024, Bank DKI Ajak Kaum Gunakan Transaksi Non Kontan

DBS CIO berpendapat revolusi AI masih dalam tahap awal, dan terus memiliki potensi pertumbuhan sangat besar. Meskipun skenario soft landing tetap mendasari pemikiran DBS CIO, perlu disadari pertumbuhan ekonomi sedang melambat.
 


Chief Investment Officer Bank DBS Hou Wey Fook. Foto: Medcom.id
 

Aset berisiko yang bisa mengakomodasi permintaan konsumen

Demi menyikapi kondisi imbal hasil obligasi yang akan terus menurun dan melemahnya permintaan agregat (top-line) akibat memudarnya momentum ekonomi, kita perlu mendapatkan eksposur terhadap aset-aset berisiko yang dapat mengakomodasi permintaan konsumen yang tangguh meskipun terjadi penurunan makro secara keseluruhan, dan/atau manfaat dari penurunan imbal hasil obligasi dan pelemahan dolar. Aset-aset tersebut antara lain:
 

1. Sektor-sektor defensif

Analisis DBS CIO terhadap siklus penurunan suku bunga sebelumnya menunjukkan sektor utilitas, kebutuhan pokok, dan kesehatan cenderung berkinerja lebih baik (secara tiga bulanan) setelah penurunan suku bunga awal. Selain permintaan konsumen di sektor-sektor ini statis, sektor-sektor seperti utilitas memberikan imbal hasil dividen di atas rata-rata, sebesar sekitar 3,0 persen (dibandingkan sekitar 1,4 persen untuk S&P 500), yang menarik bagi para investor yang memburu imbal hasil tinggi.
 

Cek Artikel:  25 Pengusaha Perempuan Terpilih Ikuti Australia Awards Short Course 2024

2. Pasar saham ASEAN

Dihadapkan pada tantangan global, ASEAN terus mempertahankan pertumbuhan kuat. Permintaan domestik yang tangguh didukung oleh pasar tenaga kerja dan harga-harga yang stabil, pariwisata terus berkinerja baik, dan pemulihan ekspor yang didukung oleh Tiongkok+1, menjadi pendorong utama pertumbuhan. Bangsa bunga lebih rendah dan dolar lebih lemah, bersamaan dengan langkah-langkah stimulus baru dari Tiongkok, akan membawa keuntungan lebih lanjut bagi pasar saham ASEAN.
 

3. DIRE Asia

DIRE Asia akan mendapatkan manfaat besar dari pemotongan suku bunga mengingat tingginya nilai utang dan sensitivitas mereka terhadap biaya pendanaan. Biaya pembiayaan lebih rendah saat the Fed melanjutkan pelonggaran kebijakan akan meningkatkan profitabilitas DIRE dan distribusi dividen kepada investor.
 

Cek Artikel:  Luhut Optimistis Afrika Dapat Tiru Kesuksesan Hilirisasi Indonesia

4. Emas

Secara umum, emas memiliki korelasi negatif dengan dolar, yang diperkirakan akan melemah karena the Fed terus menurunkan suku bunganya. Bingungkatan ketegangan geopolitik dan berlanjutnya aksi beli oleh bank-bank sentral global akan menguntungkan bagi aset aman (haven asset).

Dari perspektif lintas aset, DBS CIO terus mempertahankan pilihan untuk obligasi ketimbang saham. Obligasi berjangka waktu lebih panjang dan peringkat layak investasi akan memberikan arus kas konsisten di sisi pendapatan portofolio barbell, dengan potensi keuntungan dari selisih harga jual dan beli saham bertepatan dengan dimulainya rangkaian penurunan suku bunga oleh the Fed.

“Ketika kita beralih dari jeda ke siklus pemangkasan, investor obligasi harus terus melanjutkan peralihan dari uang tunai ke pendapatan tetap,” ujar dia.

Mungkin Anda Menyukai