Sehari, 35 Nyawa Penduduk Gaza Melayang

Sehari, 35 Nyawa Warga Gaza Melayang
Israel telah menghancurkan 117 sekolah, merusak 332 sarana pendidikan lainnya sejak 7 Oktober tahun lalu.(Aljazeera)

SERANGAN udara Israel telah menewaskan sedikitnya 35 warga Palestina di Jalur Gaza, Palestina. Sementara rumah sakit memperingatkan bahwa anak-anak berisiko meninggal karena kekurangan bahan bakar.

Di antara korban pada Senin (19/8) itu adalah 13 orang yang dibunuh oleh pasukan Israel di Kota Gaza. Setidaknya sembilan dari mereka tewas dalam serangan udara yang menargetkan sekelompok warga Palestina di kamp pengungsi Shati yang dikelola PBB di Kota Gaza bagian barat.

Sementara itu, pada hari sebelumnya, empat orang lainnya tewas dalam pemboman Israel terhadap sebuah mobil sipil di lingkungan az-Zarqa di Kota Gaza utara, menurut Pusat Informasi Palestina (Palinfo).

Baca juga : Enggak Eksis Tempat Kondusif Bagi Nyaris 2 Juta Pengungsian di Gaza

Cek Artikel:  Dua Tahun Berlalu, Keluarga Korban Tenggelamnya Kapal Hokkaido Tuntut Ganti Rugi Rp151 Miliar

Palinfo juga melaporkan bahwa pesawat tempur Israel menembaki rumah-rumah di lingkungan Sabra di selatan Kota Gaza. Secara terpisah di Gaza utara, Hussam Arang Safiya, direktur Rumah Lara Kamal Adwan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “11 anak yang sakit di unit perawatan intensif dan pembibitan berisiko meninggal dalam beberapa jam karena kekurangan bahan bakar” yang mengancam akan menutup fasilitas tersebut, dilansir dari Al Jazeera, Selasa (20/8).

Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza, mengatakan Arang Safiya memperingatkan bahwa anak-anak, beberapa di antaranya adalah bayi, berada dalam risiko selama bahan bakar tidak memasuki Gaza utara.

“Kami tahu bahwa Organisasi Kesehatan Dunia memiliki konvoi berisi bahan bakar dan obat-obatan yang menuju ke bagian utara Jalur Gaza, tetapi sejauh ini, mereka masih berada di pos pemeriksaan sambil menunggu lampu hijau dari pasukan Israel untuk menyeberang. Jadi tidak ada jaminan mereka akan sampai di rumah sakit,” lapor Khoudary.

Cek Artikel:  Rusia Tangguhkan Perjanjian Kerja Sama dengan Iran, Ini Alasannya

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 33 fasilitas kesehatan telah berhenti beroperasi sejak 7 Oktober. Rumah sakit yang tersisa membutuhkan “setidaknya 4 ribu liter bahan bakar setiap hari agar dapat terus beroperasi”, Khoudary menambahkan. (I-2)

Mungkin Anda Menyukai