Bumil Alami Morning Sickness Ini Langkah Atasi Keluhan pada Semester Awal Kehamilan

Bumil Alami Morning Sickness? Ini Cara Atasi Keluhan pada Semester Awal Kehamilan
Ilustrasi(freepik.com)

SEMESTER awal kehamilan pada calon ibu memang sangat berat, apalagi kehamilan pertama sering merasakan mual, muntah, hingga nafsu makan yang hilang padahal bayi dalam kandungan membutuhkan gizi dan asupan yang banyak. Dokter Kebidanan dan Kandungan dr Irene Sinta Febriana, Sp.OG menjelaskan pada semester pertama kehamilan itu merupakan masa embrio tumbuh, seluruh tubuh ibu mengalami perubahan terutama perubahan hormon kehamilan.

“Pada awal-awal itu hormon beta hCG dan hormon estrogen paling banyak terdampak kehamilan pada awal-awal kehamilan atau kenaikan hCG tersebut dalam kurun waktu 12 minggu bisa terjadi melemahnya otot bagian yang mengatur asam lambung. Karena asam lambung menumpuk dan respon hormon juga sehingga lebih gampang mual, morning sickness, atau ketika ada masuk makanan langsung menolak dan sebagainya,” kata Irene, (27/6).

Sehingga intinya yakni peningkatan asam lambung karena melemahnya kekuatan dari si cincin kerongkongan yang ada di lambung yang bersinggungan langsung dengan kerongkongan menyebabkan mudah mual pada ibu hamil.

Baca juga : Tes Darah lebih Awal dapat Mengungkap Penyebab Keguguran

Kemudian ada peningkatan dari sensor mual yang lebih sensitif pada semester awal kehamilan sehingga akhirnya jika ada makanan yang salah masuk menyebabkan mudah mual atau muntah. Apalagi asam lambung yang kosong sehingga gampang naik atau dalam kondisi yang stres menyebabkan makan jadi tidak teratur dan sehingga meningkatkan respon atau refleks muntah yang lebih cepat. Hal-hal tersebut yang disebabkan oleh kenaikan hormon kehamilan di semester awal yang memicu yang memudahkan ibu hamil merasakan mual dan muntah.

Cek Artikel:  Hari ASI Sedunia Menutup Kesenjangan Dukungan Menyusui untuk Sekalian

Ia menyebut biasanya ibu akan lebih stabil di usia kehamilan 16-20 minggu dan sudah lebih merasakan baik untuk mengatur makanan sehari-hari, kemudian tidak langsung muntah atau mual karena hormon akan stabil di usia kehamilan tersebut dan ibu sudah membiasakan diri lebih mumpuni saat mengatur makanan dan ketika respon mual lebih berkurang.

“Jadi pada dasarnya awal ketika ibu mengalami mual pada semester awal sebaiknya tidak menggunakan obat-obat terlebih dahulu maka kuncinya adalah mengakali cara makan yang karbohidratnya lebih banyak atau simpel sugarnya lebih dicerna sehingga gulanya sederhana tidak terlalu menyengat seperti minyak, santan, tinggi lemak, dan sebagainya atau yang mudah gampang dicerna,” ujar Irene.

Cek Artikel:  Kalsium dan DHA Pengaruhi Sel Imun Ibu Hamil

Baca juga : Jangan Sepelekan Stres saat Hamil! Ini Gejala dan Langkah Mengatasinya

Buat meningkatkan gizi dan asupan bayi dalam kandungan maka ibu biasakan makan atau makan camilan setiap 2-3 jam sekali atau yang lebih kenal makan sedikit namun sering. Makanan atau camilan rutin seperti biskuit ibu hamil yang dicerna atau buah-buahan dan yang tidak menyengat.

Yang terpenting ibu juga harus paham makanan yang disuka meski jenisnya itu-itu saja juga tidak masalah, mungkin awalnya membosankan namun membuat calon ibu bisa makan lebih bervariasi saat jam makan besar yang penting adalah rutin makan dan sering.

Terpenting tidak makan yang menyengat seperti pedas santan minyak dan sebagainya itu dihindarkan. Irene menekankan bahwa saat masuk jam makan besar calon ibu sebaiknya jangan langsung makan yang langsung besar atau jangan makan langsung banyak karena akan mudah muntah. Maka perlu diatur cara makannya secara perlahan.

Baca juga : Yuks Pahami Mitos Kehamilan

Cek Artikel:  Sampah Dapur Sangat Tinggi di Indonesia, Ketikanya Mommies jadi Pahlawan Lingkungan

Minuman yang bisa dianjurkan menghindarkan mual seperti misalnya jahe dan teh alami sangat bagus tapi seperti kapsul-kapsul jahe bisa dikonsultasikan dulu ke bagian farmasi atau ke dokter kehamilan. Tetapi yang sangat direkomendasikan adalah minum jahe untuk menurunkan mual muntah kemudian teh dari berbagai merek bisa membantu.

Tetapi jika mual dan muntah berlanjut maka bisa dikonsultasikan ke dokter dan biasanya dokter memberikan obat-obatan yang ringan terlebih dahulu seperti vitamin B6 atau B12. Variabel awal vitamin B6 memiliki struktur menurunkan mual/muntah dan selanjutnya bisa diberikan berbagai obat refleksnya untuk mengurangi asam lambung atau mengurangi respon dari pusat muntah di otak.

“Eksis beberapa obat-obatan yang cukup aman kategorinya sehingga dokter bisa meresepkan obat-obatan tersebut,” ucapnya.

Berbagai tanda-tanda bahaya yang harus dilawan seperti belum buang air kecil 8-10 jam padahal terus muntah dan mual kemudian kelaur darah maka harus ke dokter. Kalau demam atau dehidrasi berat maka harus konsultasi ke dokter.

“Takutnya yang paling dikhawatirkan adalah ketidakseimbangan elektrolit bisa pingsan atau bisa cedera ringan,” pungkasnya.

 

Mungkin Anda Menyukai