Open Society Conference 2024 UT, Ulas Tantangan Hadapi AI

Open Society Conference 2024 UT, Ulas Tantangan Hadapi AI
Dok. Humas UT(KONFERENSI tahunan Open Society Open atau OSC di Universitas Terbuka (UT).)

KONFERENSI tahunan Open Society Open atau OSC kembali diselenggarakan Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik (FHISIP) Universitas Terbuka (UT). Konferensi tersebut telah diselenggarakan sebanyak lima kali, mulai dari konferensi nasional dan kemudian meningkat skalanya menjadi konferensi internasional.

Pahamn ini, FHISIP UT berkolaborasi dengan Universitas Jember, Universitas Negeri Semarang (UNNES), dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPN VJ) dalam menyelenggarakan OSC.

OSC yang keenam ini diselenggarakan secara hybrid di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan, Banten, melalui Zoom Meeting, dan live streaming di Youtube UT-TV.

Baca juga : UT Kembangkan Teknologi AI untuk Pengembangan Pembelajaran

Mengusung tema, “Facing Resilient Future Through Sustainability and Innovation: Multidisciplinary Perspectives”, Dekan FHISIP UT, Meita Istianda, mengutarakan konferensi internasional ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta kontribusi nyata bagi masyarakat. Tertentunya dalam menghadapi tantangan masa depan, dalam mewujudkan inovasi yang berkelanjutan berbasis perspektif multidisiplin.

Cek Artikel:  Paling Tinggi, Biaya Pelayanan Kesehatan Penyakit Jantung Letih Rp17,62 Triliun pada 2023

“Konferensi ini menjadi wadah bagi para akademisi dan mahasiswa UT untuk menyebarluaskan penelitiannya. Tak hanya itu, pada konferensi ini juga mengundang pembicara dari akademisi maupun praktisi profesional untuk berbagi dan bertukar pengetahuan khususnya pada bidang keilmuan terkait,” ungkap Meita Istianda.

Tantangan AI

Baca juga : Feedloop AI – Telkom University Bersinergi untuk Kemajuan Pendidikan dan AI

Dalam kesempatan itu, Meita Istianda mengutarakan tantangan masa depan dengan kemajuan teknologi dengan keberadaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Katanya, AI selain menjadi tools yang dapat mempermudah berbagai kegiatan manusia, juga dapat dimanfaatkan secara negatif. Ia mencontohkan dalam proses ujian atau tugas-tugas yang diberikan oleh universitas atau program studi (prodi), kalangan mahasiswa ada yang terkadang memanfaatkan AI dengan tidak bertanggung jawab.

Cek Artikel:  Run to Party, Kombinasi Fun Run dan Konser Musik di Hari yang Sama Digelar di Pantai Indah Kapuk

“Misalnya dia mengerjakan tugas menggunakan ChatGTP tanpa diolah kembali, tanpa dikaitkan dengan konsep atau teori yang seharusnya. Itu menjadi keterampilan dia atau skill dia kadang-kadang mentah,” ungkap Meita.

Baca juga : Teknologi AI Ikut Berperan dalam Kegiatan Pembelajaran

Juga dalam pembuatan artikel bagi mahasiswa yang diwajibkan untuk membuat karya ilmiah.

“Nah, ini ada saja indikasi indikasi seperti itu, sehingga kita juga memerlukan edukasi untuk mahasiswa dalam penggunaan AI yang baik yang sesuai dengan ketentuan,” tukasnya.

Teladan lain lagi, kata Meita, dalam kampanye yang tengah marak saat ini, kemungkinan terjadinya black campaign atau kampanye negatif yang diproduksi lewat AI juga besar.

Baca juga : UPI dan Unpad Berbarengan Yandex Bahas AI dan Lingkungan Digital Lebih Terjamin

Cek Artikel:  Penderita Diabetes Diingatkan Agar Memperhatikan Pilihan Gula yang Dikonsumsi

“Jadi para akademisi atau para ilmuwan, jangan monodisiplin lagi, tetapi multi disiplin dengan mempelajari trend trend yang ada di masyarakat,” tuturnya.

Ketua Pelaksana OSC ke 6 UT, Yonarisman Muhammad Akbar, menambahkan tema OSC kali ini dipilih sesuai dengan kondisi dunia yang terus berubah dan dinamis.

“Bagaimana cara kita menghadapi AI kedepannya dengan ketidakpastian yang terus berlanjut di setiap zaman. Bagaimana lima tahun atau 10 tahun kedepannya? Apa yang akan terjadi maka kita mesti hadapi dengan kesiapan resiliensi yang mesti dihadapi,” tuturnya.

OSC ke 6 UT dihadiri para narasumber antara lain, Aruminingsih, dari BAPPENAS RI, Prof. Valerii Leonidovich Muzykant selaku Department of Mass Communication of RUDN University Rusia, Prof. Daryono, dari Universitas Terbuka dan Ainun Najib selaku Data & AI Profesional sebagai Keynote Speaker. (Z-9)

Mungkin Anda Menyukai