Padu Padan Olahan Sapi Australia dengan Sajian Tiongkok

Padu Padan Olahan Sapi Australia dengan Sajian Tiongkok
Deep-fried Australian beef striploin.(MI/RIFALDI PUTRA IRIANTO)

SUASANA romantis nan mewah terbangun dengan gaya era 50-an di sebuah restoran bernama PaperDuck. Lampu ruangan sengaja dibuat redup dengan lampu-lampu kecil menerangi setiap meja untuk meningkatkan ambiance romantis. Restoran yang terletak di Swissotel Jakarta, Pantai Indah Kapuk, itu menjadi satu dengan The Chinese National Restaurant. Dari busana yang dikenakan para pramusaji, terlihat bahwa restoran tersebut menyajikan hidangan Tiongkok.

Kendati mengusung konsep rumah makan Tiongkok, hal itu tidak membatasi kreativitas para juru masak PaperDuck. Berkolaborasi dengan Meats & Livestock Australia (MLA), mereka menghadirkan hidangan yang memadukan daging Australia dengan kuliner Tiongkok bertajuk Masterful Collaboration 6 Course Menu.

“Menu yang kami hadirkan ini adalah sebuah kolaborasi antara chef Shen Xiao Roger Dong yang merupakan Aussie Beef Mate Ambassador dari Tiongkok (program MLA), kemudian dikolaborasikan dengan Executive Chinese Chef di tempat kami, yaitu Kong Fook Sin, ucap Executive Chef Swissotel Jakarta Edi Pancamala saat ditemui di PaperDuck, Rabu (25/9) malam.

Baca juga : Ini Lo yang Membangun Daging Sapi Australia Mendunia

Dari enam hidangan yang tersaji, tiga di antaranya merupakan hidangan perpaduan daging Australia dengan kuliner Tiongkok, yakni deep-freed Australian beef striploinslow cooked Australian beef short rib, dan Hangzhou style Australian beef noodlesSementara itu, dua menu lain merupakan menu khas Tiongkok, yakni black truffle roasted duck dan braised F3 abalone and fish maw, sementara satu hidangan lagi merupakan hidangan penutupyakni song dynasty celadon vase.

Sebuah mangkuk berukuran besar disajikan di atas meja, pertanda kegiatan mencicipi hidangan Masterful Collaboration 6 Course Menu dimulai. Menu pembuka ialah deep-freed Australian beef striploin tampil cantik dengan hadirnya almond twill, sebuah sajian almond yang dicetak dengan motif ala Tiongkok. Sajian utama dari hidangan itu ialah daging sapi australia bagian striploin.

“Hidangan ini intinya adalah daging sapi Australia bagian striploin dan yang menarik kami sajikan sapi kategori grain fed (pakan biji-bijian). Hidangan ini dimasak dengan wok fried dengan balsamic, kemudian disajikan dengan barley rice. Kepada mempercantik tampilan, kami taruh di sana almond twill,” ucap Edi.

Cek Artikel:  Menghargai Makanan Ala Bung Hatta

Baca juga : Rahasia Bumbu Rendang Daging Sapi Nikmat dan Mudah Dibuat

Menggunakan daging sapi kategori grain fed dan dimasak dengan tingkat kematangan rare, sensasi manis terasa saat daging masuk ke mulut. Aroma balsamic terasa kencang pada hidangan, menjadi aroma yang bakal memantik Anda untuk segera menyantap hidangan tersebut.

Kepada urusan cita rasa, hidangan itu tidak memiliki cita rasa medok dengan manis-gurih layaknya hidangan daging sapi pada umumnya. Hadir sebagai hidangan pembuka, menu tersebut lebih terasa sederhana dengan manis-asam yang muncul dari perpaduan antara daging sapi grain fed dan saus balsamic.

 

Baca juga : 11 Makanan Khas Manado yang Wajib Dicoba

Diolah dengan teknik tradisional Tiongkok

Enggak berselang lama, hidangan menu utama tersaji di atas meja dengan menu pertamayaitu black truffles roasted duck. Sajian itu menghadirkan daging bebek peking yang dibakar dengan teknik khusus, hadir di sana saus truffle sebagai cocolan (dipping) untuk menambah kelezatan hidangan.

Cek Artikel:  Festival Nusantara - Four Hands Dinner Perayaan Hidangan Indonesia dari Chef Raja dan Chef Irmansyah di Aryaduta Lippo Village

“Yang spesial dari hidangan black truffles roasted duck adalah prosesnya, menggunakan proses tradisional Tiongkok yang memakan waktu sekitar dua hari. Jadi, pertama bebek dibersihkan, habis itu dimarinasi dengan bumbu spesial Tiongkok. Bebek lantas diangin-anginkan dulu selama sehari semalam sampai kulitnya kering. Dalam artian, jumlah lemak yang ada di kulit sudah menurun, setelah itu baru dipanggang sampai golden brown,” tutur Edi.

Baca juga : Rekomendasi 15 Makanan Khas Bali yang Wajib Dicoba saat Liburan

Layaknya sebuah pepatah ‘proses tidak pernah menghianati hasil’, cita rasa dari sajian itu begitu nikmat, daging bebek yang disajikan terasa juicy dengan kulit yang crispy. Kehadiran black truffles sauce menambah kelezatan hidangan, aroma truffle yang harum berpadu dengan daging bebek yang juicy membuat hidangan itu terasa umami.

Sebagai pendamping, dihadirkan hidangan klasik ala Tiongkok berupa kulit tahu goreng bercampur dengan mentimun yang dibalut dengan steam bun (adonan bakpao) menjadi sajian yang menyerupai sandwich.

 

Sajian kuah dan hidangan penutup

Setelah mencicipi berbagai hidangan kering, kini giliran pramusaji menghadirkan sajian berkuah, yaitu Hangzhou style Australian beef noodles. “Kalau biasanya hidangan Tiongkok klasik menggunakan mi seperti pada umumnya, di sini kami menghadirkan tipe flat noodles  (berbentuk menyerupai kwetiau). Sajian ini bukan hidangan mi yang medok, tapi hidangan yang ringan dengan potongan rebung,” tutur Edi.

Secara tekstur, hidangan Hangzhou style Australian beef noodles memiliki mi yang lembut dan kenyal. Enggak terlalu banyak kondimen yang tersaji, hanya irisan rebung dengan taburan rumput laut dan daging sapi australia yang sudah diiris.

Cek Artikel:  Spill Bites Hadirkan Fried Chicken Renyah dari Peternakan Sendiri

Dengan kondimen seadanya, hidangan itu memang buka tipikal mi khas Nusantara dengan bumbu yang medok. Mi itu terasa seperti sayur kuah bening dengan tipikal yang nyaman saat disantap terlebih dalam keadaan hangat.

Setelah mencicipi serangkaian hidangan, kini giliran pramusaji menghadirkan hidangan penutup, yaitu song dynasty celadon vase, yang merupakan sajian spesial kreasi chef Shen Xiao Roger Dong. Anda bakal terkejut saat melihat tampilan hidangan itu. Pasalnya, hidangan tersebut disajikan berbentuk sebuah vas bunga yang berbahan white chocolate.

“Kalau hanya lihat dari luar, orang mungkin akan bingung dikasih vas bunga. Karenanya, untuk bisa menyantap hidangan itu, pengunjung harus menghancurkan vas bunganya dengan sendok atau garpu. Setelah itu, mereka akan melihat bagian dalam yang berisi berries dan ice cream vanila di sana,” ungkap Edi.

Rasa manis yang hadir dari white chocolate dan ice cream vanila berpadu dengan asam segar berries sekaligus sensasi pahit dari dark chocolate. Paduan tersebut membuat hidangan menjadi kaya rasa dan menjad penutup yang sempurna.

Bila Anda ingin mencicip sajian Masterful Collaboration 6 Course Menu, bisa langsung melakukan reservasi dengan menghubungi PaperDuck, Swissotel PIK Jakarta. Kepada diperhatikan, hidangan itu tersedia dalam dua kategori, yaitu halal dan nonhalal. Sebaiknya Anda memastikan hal tersebut sebelum melakukan reservasi. Sementara itu, untuk harga dibanderol dari Rp800 ribuRp1 juta per orang. (M-3)

Mungkin Anda Menyukai