Otoritas Niger Tangkap Ratusan Orang Terduga Grup Teroris, Sita 559 Kilogram Narkoba

Liputanindo.id – Pihak berwenang Niger menangkap sedikitnya 245 orang yang diduga terkait dengan kelompok teroris. Penangkapan ini dilakukan sebagai bagian dari operasi yang sedang berlangsung untuk memerangi kejahatan dan pemberontakan.

Menurut Pusat Koodinasi Operasi Terintegrasi (CICO), penangkapan itu dilakukan oleh Layanan Pusat Niger untuk Pemberantasan Terorisme dan Kejahatan Terorganisasi Transnasional. Kebanyakan dari mereka yang ditahan diduga merupakan anggota kelompok bersenjata yang terlibat dalam penculikan dan aktivitas kriminal lainnya yang beroperasi di sepanjang perbatasan Niger-Nigeria, tempat kelompok militan Boko Haram aktif.

Menurut laporan Anadolu, penangkapan tambahan dilakukan di dekat perbatasan Mali-Niger, wilayah di mana kelompok JNIM beroperasi, serta di wilayah Agadez yang terkenal dengan pertambangan emasnya. Di antara mereka yang ditangkap adalah warga negara Aljazair, Chad dan Somalia.

Cek Artikel:  India Jamin Perlindungan Mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina, Sebut Kondisi Terkini Syok Berat

Selain menangkap ratusan orang, aparat keamanan juga menyita lebih dari 559 kilogram obat-obatan terlarang, 108.381 tablet berbagai jenis, dan menangkap 139 penyelundup.

CICO menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membongkar jaringan kriminal di wilayah tersebut.

Diketahui, penangkapan tersebut bersamaan dengan peluncuran dua operasi militer besar yang dilakukan junta, yakni Operasi Almah di wilayah Tillaberi yang terletak di tepi kiri Sungai Niger dan Operasi Garkoua di wilayah Agadez yang bertujuan untuk membasmi para penjahat.

Niger bersama dengan negara tetangganya, Burkina Faso dan Mali, menarik diri dari Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) pada September lalu setelah ECOWAS mengancam intervensi militer menyusul kudeta di Niger pada Juli.

Cek Artikel:  Usai Srettha Thavisin Dipecat, Partai Terbesar Thailand Gelar Rapat Darurat Pemilihan Perdana Menteri

Awal tahun ini, ketiga negara tersebut membentuk Aliansi Negara-negara Absahel dan mengumumkan pembentukan kekuatan militer gabungan untuk mengatasi tantangan keamanan yang semakin meningkat di wilayah tersebut.

Mungkin Anda Menyukai