STGI Gelar Munas, Kemampuan Tukang Gigi belum Seragam

STGI Gelar Munas, Kemampuan Tukang Gigi belum Seragam
Perkumpulan Tukang Gigi Indonesia menggelar Munas ke-2 di Kota Bandung. Kemampuan tukang gigi yang belum seragam menjadi isu besar.(MI/SUMARIYADI)

PROFESI tukang gigi di Indonesia masih terkendala kemampuan yang belum seragam untuk melayani masyarakat dengan baik. Dari sekitar 75 ribu tukang gigi, baru sekitar 4.000 orang yang memiliki kemampuan melayani dengan baik.

“Kepada saat ini, tukang gigi yang yang sudah mampu dan layak melayani masyarakat ditandai dengan adanya Surat Tanda Registrasi Member (STRA) Perkumpulan Tukang Gigi Indonesia (STGI). Kepada bisa menjadi anggota STRA, mereka harus memiliki piagam pelatihan, sudah mampu melayani dan sudah mengikuti pelatihan,” ungkap Sekretaris Jenderal STGI, Muhammad Jufri, di Bandung, Minggu (29/9).

STGI menggelar Musyawarah Nasional ke-2 di Bandung. Tiga kandidat ketua umum akan dipilih untuk memimpin organisasi sampai 5 tahun ke depan.

Cek Artikel:  Apdesi Kabupaten Bogor Gelar Bimtek Bela Negara, Perkuat BPD dan Sekdes

Lebih Jauh, Jufri menambahkan, di luar anggota STGI, banyak tukang gigi yang membuka praktik, meski sebenarnya tidak mampu. Mereka inilah yang menyebabkan terjadinya tindak malapraktik.

STGI, lanjutnya, hanya bisa menyampaikannya ke dinas kesehatan untuk dibina. “Jumlahnya masih cukup banyak.”

Jufri mengakui saat ini, keahlian tukang gigi belum diwujudkan dengan kepemilikan sertifikasi. Upaya ke arah sana sudah dilakukan, namun belum terlaksana.

Yang ada saat ini ialah piagam pelatihan. Instrukturan internal dilaksakan STGI bersama Budi Dental Batam. Dengan piagam pelatihan itu, mereka dinyatakan sebagai tukang gigi yang layak dan mampu melayani masyarakat.

Lebih jauh calon Ketua Biasa STGI periode 2024-2029 itu, menyatakan kendala organisasinya ialah tata kelola pendataan anggota yang belum maksimal. Sementara kendala eksternal terkait Peraturan Menteri Kesehatan 39/2024 yang menyatakan izin tukang gigi diawasi dan dibina pemerintah.

Cek Artikel:  BigSocial Memitigasi Kekerasan Seksual dengan Memanfaatkan AI

“Permenkes ini belum berjalan maksimal. Pemerintah belum tertib melaksanakan penerbitan perizinan, pembinaan dan pengawasan,” tandasnya.

Lebih solid

Sementara itu terkait Musyawarah Nasional STGI, Jufri menuturkan tujuan kegiatan ini ialah sebagai ajang silaturahmi antar dewan pimpinan wilayah. Pada pertemuan ini, para pengurus dan anggota bisa menyampaikan aspirasi, sehingga organisasi ini lebih solid, anggotanya bekerja profesional, sehigga kesejahteraan anggota pun tercipta.

“Kepengurusan yang akan datang memiliki beban harus bekerja keras untuk merangkul para tukang gigi yang belum jadi anggota STGI. Organisasi harus semakin solid, banyak anggota yang aktif, program kerja pelatihan berjalan, banyak lulusan sehingga rezeki mengalir,” tambahnya.

STGI ke depan, lanjutnya, harus terus mendapat kepercayaan dari masyarakat. “Setelah munas ini, kami juga akan menghadap Menteri Kesehatan untuk melakukan pembinaan, pengawasan dan penerbitan perinan seoptimal mungkin,” tandas Jufri.

Cek Artikel:  Telkom Perkuat BigBox dengan AI Microsoft, Penemuan Mutakhir Digital Lebih Cerdas

 

Mungkin Anda Menyukai