AI Kian Pesat, Orang Tetap Pengendalinya

AI Kian Pesat, Manusia Tetap Pengendalinya
Kecerdasan buatan diyakini tidak akan menghilangkan peran manusia(DOK/PT TELKOM)

KECERDASAN buatan atau Definisificial Intelligence bukanlah sebuah ancaman. Dalam kemajuan itu, manusia tetao bertindak sebagai pengendali.

Keyakinan itu diungkapkan EVP Digital Business & Technology Telkom, Komang Budi Aryasa, di Bandung, Selasa (20/8).

Dia mengatakan, sekarang kita mengenal pesan instan teks semacam WhatsApp (WA) dan Telegram. Pada 90-an, pengiriman pesan teks seketika yang populer adalah faksimile.

Baca juga : Praktisi Bisnis Digital Sambut Rencana Perluasan Layanan AI PT Telkom

Ketika kemudian mendekati 2000, warnet mulai ramai, kehadiran faksimile digantikan email (electronic mail/surel).

Sekalipun perubahan berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK) ini terus terjadi, tak serta merta posisi manusia raib digantikan teknologi. Ketika itu saja, tak sedikit operator faksimile/penunggu warnet kemudian berganti profesi menjadi operator warnet.

“Kecanggihan kehidupan mutakhir tak otomatis menghilangkan sumber daya manusia (SDM). Ketika ini, ketika seluruh sendi kehidupan terus diwarnai kecerdasan buatan (AI/Definisificial Intelligence), apakah dengan serta merta semuanya serba otomatis? Betulkah SDM tak dibutuhkan lagi karena AI mampu hantarkan segalanya secara cemerlang,” tambahnya.

Baca juga : 200 Personil TelkomGroup Sigap 24/7 untuk Pengawalan Upacara HUT ke-79 RI di IKN

Cek Artikel:  Siap Berkontestasi, Herman-Ibang Bapaslon Pertama yang Daftar ke KPU Cianjur

Semisal Suno AI, yang memungkinkan kita menghasilkan lagu yang disusun dengan mendeskripsikan gaya dan memberikan masukan teks, sehingga orang awam bisa jadi pemusik. Akan tetapi, saat dirasa, nuansa emosi khas manusia-nya tetap tidak bisa dirasakan dengan sempurna.
 
Demikian pula dengan aplikasi AI penghasil video editor, penyulih suara, pelukis gambar, sampai ke robot programmer peranti lunak. Seluruhnya bergerak cepat hanya bermodalkan request dari warganet walau, memang sekali lagi, tak seluruhnya menghasilkan karya tepat selaras hati publik.  

Menurut dia, AI tak menempatkan SDM sekadar bertindak pencipta dan pengembang saja. Lebih dari itu, jika ingin lebih menyentuh sisi afektif, manusia juga bertindak sebagai pengawas dan pengarah yang memastikan perjalanan AI dikembangkan.

Dengan emosi dan landasan etik, AI bisa terus dikembangkan secara bermanfaat sekaligus bertanggungjawab.

Baca juga : Google Memperluas Fitur Kontroversial AI Overview ke 6 Negara Baru, Termasuk Indonesia

Beberapa peran kunci keberadaan manusia di balik perkembangan AI yang akan selalu dibutuhkan perusahaan, yakni :
 
a. Researcher dan Data Scientist. Peran peneliti dan ilmuwan data sangat penting, mereka penggerak utama di balik penelitian dasar dan terapan yang memungkinkan kemajuan AI.

Cek Artikel:  5 Bulan Lebih Ditutup akibat Longsor, Tol Bocimi Seksi II Kembali Berfungsi

Mereka berperan menemukan algoritma baru dan meningkatkan teknik AI yang sudah ada. Sementara ilmuwan data melakukan analisis data, membangun model prediktif, dan menerapkan teknik pembelajaran mesin untuk memecahkan masalah nyata.

2. Engineer dan Developer. Insinyur AI mengimplementasikan algoritma serta model AI ke sistem perangkat lunak yang aplikatif. Sementara developer atau pengembang perangkat lunak akan bekerja sama dengan insinyur untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan dapat berjalan efektif dan efisien.

Baca juga : Indigo Telkom Konsisten Dorong Perkembangan Startup Nasional

3. Designer dan Programmer. Para ilmuwan komputer, insinyur, dan ahli data memainkan peran penting dalam merancang dan memprogram sistem AI. Mereka menulis kode, mengembangkan arsitektur jaringan saraf, dan memastikan sistem AI dapat berjalan oke.
 
Menurut Komang Budi, selain ketiganya, sebetulnya masih banyak lagi job role lain yang menentukan kesuksesan produk dan layanan digital seperti  System Designer, AI Architect, Spesialis Etika dan Regulasi AI, hingga pemimpin bisnis.

Layanan digital Telkom

Puluhan tahun, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) serta jaringan telekomunikasi. Sejak empat tahun silam, Telkom telah bertransformasi menjadi Digital Telecommunication Company, yang mengembangkan berbagai produk dan layanan digital termasuk AI.   

Cek Artikel:  Pengamat Politik Nilai Anne Ratna Mustika Paparkan Data dan Fakta di Debat Kedua

“Terlebih dengan pesatnya perkembangan AI, Indonesia memiliki potensi mengembangkan berbagai solusi digital untuk membenahi berbagai tantangan yang hadir. Solusi digital tersebut telah PT Telkom hadirkan dalam tiga kelompok besar layanan yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital services,” tambah Komang Budi.

Dia menambahkan Telkom sudah memanfaatkan AI selama beberapa tahun terakhir dengan dua penggunaan mayor. “Yang pertama bagaimana memanfaatkan AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan pada bisnis eksisting Telkom. Yang kedua, menawarkan layanan digital berbasis AI seperti BigBox yang menghadirkan big data dan solusi AI yang bisa dipakai di seluruh industri, bahkan institusi pemerintahan,” ungkapnya.
 
Pada akhirnya, asa kedaulatan digital termasuk dalam bidang AI bukan-lah angan semata. Upaya Telkom yang telah dan sedang menghadirkan talenta digital untuk mengakselerasi pengembangan teknologi AI adalah sepenuhnya demi kemajuan bangsa.

Mungkin Anda Menyukai