Polisi terus mengusut kasus kematian mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Jawa Tengah, Aulia Risma Lestari. Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang bahkan membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan dan pendalaman.
“Kita telah membentuk tim khusus untuk pengusutan tuntas kasus ini. Sejak Senin (19/8), tim sudah bekerja,” ujar Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar di Semarang, Rabu (21/8).
Penyidik kepolisian telah mulai memanggil dan memeriksa sejumlah pihak untuk menggali keterangan dan mencocokkan dengan barang bukti yang ditemukan di lapangan. Sejumlah pihak yang telah dimintai keterangan meliputi teman-teman korban, sesama dokter, hingga pihak lain yang terkait dengan kasus itu. Langkah itu diharapkan dapat mengungkap secara terang benderang apakah penyebab korban bunuh diri adalah betul-betul perundungan.
Baca juga : PB IDI Tunggu Hasil Penyelidikan PPDS Undip yang Bunuh Diri
“Kalau terbukti ada perundungan kita akan teruskan proses hukum,” tegasnya.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan juga telah menurunkan petugas untuk melakukan berbagai langkah kebijakan menghadapi persoalan tersebut. Salah satunya adalah menutup sementara Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di RSUP dr Kariadi Semarang.
Sebelumnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip juga mendorong pihak kampus untuk mengusut dugaan adanya perundungan yang menyebabkan korban bunuh diri, hal
“Kami BEM Undip di 11 fakultas dan 1 BEM Sekolah Vokasi memohon agar Undip tidak menyepelekan kasus ini dan kami mengutuk keras jika ditemukan adanya perundungan dalam kasus ini,” kata Ketua BEM Undip Faris Pengabdianwan. (Z-11)
