BepiColombo Ungkap Rahasia Lingkungan Magnetik Merkurius Lewat Flyby Keempat

BepiColombo Ungkap Rahasia Lingkungan Magnetik Merkurius Lewat Flyby Keempat
Misi antariksa BepiColombo berhasil melakukan flyby keempatnya di dekat Merkurius, memberikan wawasan baru tentang kutub selatan dan lingkungan magnetik planet itu. (ESA)

WAHANA antariksa BepiColombo, yang merupakan kolaborasi antara Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Antariksa Jepang (JAXA), berhasil melakukan misi terdekatnya dengan planet Merkurius pada awal September 2024. Momen penting ini tidak hanya memberikan gambaran pertama kutub selatan Merkurius, tetapi juga menghasilkan data ilmiah penting yang menunjukkan perubahan cepat di lingkungan sekitar planet tersebut akibat interaksi dengan angin matahari.

Pada 4 September, BepiColombo menjalani flyby keempat yang sukses melintasi Merkurius. Misi ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan wahana agar bisa lebih dekat memasuki orbit Merkurius pada 2026. Tim ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini, yang dipresentasikan di Kongres Ilmu Pengetahuan Europlanet di Berlin, melaporkan bahwa 10 dari 16 instrumen BepiColombo telah menangkap berbagai data menarik tentang lingkungan magnetik Merkurius, yang ternyata sangat bervariasi dan kadang tidak terduga.

Hayley Williamson, ilmuwan senior dari Swedish Institute for Space Physics dan salah satu peneliti instrumen SERENA BepiColombo, menyampaikan meskipun wahana ini telah melintasi wilayah yang sama dalam beberapa flyby sebelumnya, jumlah partikel yang terdeteksi di magnetosfer, area yang dipengaruhi medan magnet Merkurius, terus bervariasi. Perubahan ini mencerminkan dinamika lingkungan planet tersebut.

Cek Artikel:  Google Maps Kini Pandai Mengarahkan Anda ke Lelahsi Parkir

Baca juga : Misi Luar Bilangansa Eropa-Jepang Kirim Gambar Merkurius

Dalam flyby keempat yang terjadi hanya 165 kilometer di atas permukaan Merkurius, BepiColombo untuk pertama kalinya berhasil merekam ion-ion Merkurius—partikel bermuatan yang terlontar dari permukaan planet akibat angin matahari. Menariknya, partikel-partikel tersebut terbagi menjadi dua tingkat energi yang berbeda, yang memicu tanda tanya di kalangan ilmuwan.

Secara keseluruhan, data ini memperlihatkan bahwa lingkungan magnetik Merkurius berubah secara signifikan pada setiap flyby. Penemuan ini memberikan wawasan baru mengenai interaksi antara angin matahari dan planet dalam sistem tata surya kita yang terkecil ini.

“Segalanya terlihat sangat berbeda,” katanya. “Ini benar-benar menunjukkan betapa dinamisnya lingkungan antariksa Merkurius.”

Baca juga : Roman Tersenyum Merkurius: Penemuan Kawah Stoddart oleh BepiColombo

Sehari sebelum misi pendekatan terdekat BepiColombo, sekumpulan partikel berenergi tinggi dari matahari menghantam wahana antariksa tersebut dan Merkurius. Partikel-partikel tersebut secara dramatis mempengaruhi magnetosfer planet dan dapat menjelaskan beberapa fitur tak terduga dalam data, meskipun analisis lebih lanjut diperlukan sebelum menarik kesimpulan, kata Williamson.

Cek Artikel:  Kaspersky Identifikasi Plugin Mata-mata Baru dari BlindEagle

Flyby terbaru ini “merupakan yang paling dekat yang pernah diterbangkan oleh pesawat ruang angkasa dengan sebuah planet, termasuk Bumi,” kata Ignacio Clerigo, yang merupakan manajer operasi pesawat ruang angkasa BepiColombo di Badan Antariksa Eropa (ESA) di Jerman. 

Dia memuji tim kontrol penerbangan dan dinamika misi yang berhasil melakukan pertemuan kompleks yang berjarak 21 mil (35 km) lebih dekat dari yang direncanakan. “Ini benar-benar sebuah pencapaian teknik.” 

Baca juga : Kenapa Sih Merkurius dan Venus Enggak Mempunyai Satelit Alami?

Persinggungan yang sangat dekat dengan permukaan Merkurius ini disebabkan oleh lintasan yang direvisi oleh tim misi untuk mengatasi gangguan pada sistem pendorong wahana. 

Pada April, para insinyur menentukan pendorong listrik di modul transfer pesawat ruang angkasa, yang mengandalkan listrik yang dipasok oleh panel surya modul, tidak beroperasi dengan daya penuh. 

Cek Artikel:  23 September 2024, 178 Pahamn Planet Neptunus Ditemukan

Arus listrik anomali yang mengalir antara modul transfer wahana dan unit yang mendistribusikan daya ke bagian lain dari wahana membuat daya yang tersedia untuk pendorong berkurang, sehingga mendorong tim untuk membuat rute yang direvisi yang membutuhkan tingkat daya dorong yang lebih rendah.

Baca juga : Watakistik Delapan Planet dalam Tata Surya Kita

“Ini mengecewakan, tapi kami memiliki solusi sederhana,” kata Clerigo. Rute yang direvisi berarti BepiColombo akan masuk ke orbit Merkurius pada November 2026, 11 bulan lebih lambat dari jadwal. Penundaan ini tidak akan mempengaruhi tujuan sains misi, kata ESA dalam sebuah pernyataan awal bulan ini.

Pencapaian berikutnya untuk wahana antariksa senilai US$1,8 miliar ini adalah melintasi Merkurius pada 1 Desember dan satu lagi pada 8 Januari 2025 – sebanyak tiga kali terbang lintas dalam waktu sekitar empat bulan.

“ Kami memiliki tahun yang sangat intens ke depan,” kata Clerigo. (Space/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai