Punya Potensi Besar, Fesyen Jadi Ekonomi Kreatif Paling Menjanjikan

Produk fesyen Paramesti. Foto: Istimewa.

Jakarta: Industri kreatif di Indonesia memiliki potensi besar. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sektor ekonomi kreatif pada kuliner dan fesyen menyumbang peran besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar delapan persen. Kontribusi tersebut diharapkan makin meningkat dan berperan dalam cita-cita menuju Indonesia Emas 2045.

Pemilik jenama fesyen Paramesti, M. Ramdani Arifin mengakui fesyen merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang paling menjanjikan. Dengan kreativitas dan inovasi yang tinggi, para pelaku usaha di bidang fesyen Indonesia mampu menghasilkan produk-produk berkualitas yang mampu bersaing di pasar global.

Ramdani mengaku bersyukur sekaligus tak menyangka dengan perkembangan bisnis yang ditekuninya sejak 2018 silam. Dari awalnya hanya ditemani adik kandung, kini brand lokal asal Magetan tersebut sudah bisa memperkerjakan puluhan karyawan.

Cek Artikel:  RI-India Buka Kesempatan Kerja Sama Ketahanan Pangan hingga EBT

“Demi memulai usaha, kami tidak ada basic atau pengalaman sama sekali tentang sablon, desain dan digital marketing dan sekarang kami berencana membuka cabang di beberapa kota,” ucap Ramdani dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 25 September 2024.

Ramdani mengatakan, industri fesyen memang masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti persaingan yang semakin ketat, perubahan tren yang cepat, dan akses terhadap bahan baku yang terbatas.

“Tetapi, dengan dukungan pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, industri fesyen Indonesia mampu terus berkembang dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru di masa depan,” tutur dia.


(Pemilik Paramesti, M. Ramdani Arifin. Foto: Istimewa)
 

Mempesona pasar luar negeri

Di tengah maraknya tren fesyen atau fesyen global, Paramesti berhasil memikat hati masyarakat dengan desain-desain unik yang memadukan nilai-nilai tradisional Jawa dengan sentuhan modern. Ramdani melihat adanya peluang besar dalam mengangkat kekayaan budaya Jawa ke kancah fashion nasional.

Cek Artikel:  Pembangunan Pabrik PV SEG Solar Terbesar di Asia Tenggara Dimulai

“Kami ingin lebih dari sekadar menjual pakaian. Kami ingin menyampaikan pesan positif dan menginspirasi melalui setiap desain kami,” tutur Ramdani.

Ramdani menyampaikan, nama Paramesti memiliki makna ‘dia yang berdiri paling depan’ dan diambil dari bahasa Sansekerta. Dengan tujuan brand fashion tersebut bisa menularkan konsep tauladan.

“Taatp desain yang kami buat mempunyai nilai-nilai yang baik yang dapat menjadi inspirasi kehidupan bagi masyarakat khususnya masyarakat Jawa,” ucap Ramdani.
 

 

Strategi digital

Meski mengusung tema budaya tradisional Jawa, strategi bisnis yang dijalankan Paramesti justru modern dan tak ketinggalan zaman. Ramdani berupaya memahami strategi digital marketing hingga membuat konten kreatif di media sosial. Tak heran jika Paramesti sampai saat ini mampu melayani pengiriman hingga luar negeri, seperti kawasan Asia, Australia, hingga Amerika.

Cek Artikel:  12 Sesi Paralel Digelar di Hari Ketiga HLF MSP

“Di saat (pandemi) itulah usaha kami meningkat saat kebiasaan masyarakat luas mulai merambah ke dunia daring karena adanya pandemi. Sebagian besar ilmu yang kami dapat saat membangun usaha ini adalah dengan otodidak,” ucap Ramdani.

Dalam era digital seperti sekarang, Paramesti tidak hanya mengandalkan desain yang menarik, tetapi juga strategi pemasaran yang efektif. Melalui platform media sosial, Paramesti secara aktif berbagi konten edukatif tentang budaya Jawa, seperti cerita pewayangan dan kolaborasi dengan budayawan Jawa.

“Strategi soft selling ini terbukti efektif dalam membangun brand awareness dan loyalitas pelanggan,” ungkap Ramdani.

Mungkin Anda Menyukai