Kisruh Kepemimpinan Kadin Bikin Kabur Investor

Kisruh Kepemimpinan Kadin Bikin Kabur Investor
Konferensi pers tanggapan Munaslub 2024: Ketua Biasa Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (kiri) bersama Wakil Ketua Biasa Koordinator Bidang Organisasi,Hukum, dan Komunikasi Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan te( ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

DUALISME kepemimpinan dalam Ruangan Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dinilai dapat mempengaruhi iklim investasi. Investor asing bakal memilih menjauh terlebih dulu hingga urusan ini selesai.

Sejumlah ekonom menyayangkan situasi tersebut dan berharap segera teratasi. Perebutan kekuasaan antara Kadin terpilih yakni Arsjad Rasjid dan Kadin versi Munaslub Anindya Bakrie akan merugikan semua pihak, terutama presiden mendatang Prabowo Subianto yang membutuhkan dukungan investor untuk membawa pertumbuhan ekonomi.

“Dualisme ini tidak boleh berlangsung lama. Pemerintah jangan berpihak. Apapun keputusan pemerintah, Kadin pasti akan kembali solid. Asal Mula, pada umumnya pengusaha lebih memilih sikap pragmatis,” tutur Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah, Kamis (19/9)

Cek Artikel:  Sekarang Naik MRT Jakarta Dapat Guna Paylater

Baca juga : Jokowi soal Kadin: Selesaikan Masalah Secara Internal, Jangan Libatkan Saya

Dia menjelaskan, selama ini Kadin kerap dijadikan kendaraan politik oleh para pengusaha yang tergabung di dalamnya. Mereka, juga tergabung dalam asosiasi lain di luar Kadin. Polemik kepengurusan Kadin yang terjadi baru-baru ini tidak lepas dari kepentingan politik yang melibatkan organisasi pengusaha.

Kalangan investor selalu menilai posisi Kadin sebagai jendela sekaligus jembatan antara dunia usaha dan pebisnis dengan pemerintah. Maka itu, kemampuan pemerintah dalam mengatasi kekisruhan ini juga dipertaruhkan.

Apabila terendus sikap yang terlalu memihak ke salah satu kubu, hal itu akan menjadi catatan buruk dan dimaknai sebagai bentuk intervensi negara terhadap pelaku bisnis. Langkah yang paling realistis, kata Piter, ialah meminta semua pihak untuk menahan diri atau sama-sama mundur selangkah.

Cek Artikel:  Jokowi Apresiasi Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024

Baca juga : Istana Bantah Eksis Cawe-cawe Jokowi di Munaslub Kadin

Artinya, di satu sisi Anin tidak memaksakan kepengurusan Kadin versi Munaslub sementara Arsjad tidak asal memecat pengurus yang beda pilihan dan hentikan proses hukum.

“Kedua pihak kemudian duduk bersama untuk merancang percepatan Munas atau bahasa lainnya mengulang Munaslub dengan melibatkan semua pihak,” tutur Piter.

“Mereka silakan bertarung untuk membuktikan apakah benar pengurus daerah menginginkan pergantian karena Arsjad dianggap melanggar AD/ART, atau jangan-jangan itu klaim sepihak,” sambungnya.

Sebelumnya, Kadin versi Munaslub mengeklaim mendapatkan dukungan mayoritas pengurus Kadin Daerah dan anggota luar biasa. Sementara kubu Arsjad juga menyebutkan dukungan yang sama bahkan menghadirkan seluruh Kadin daerah dalam sejumlah konferensi pers. Buat menguji klaim versi Munaslub, Kadin melakukan investigasi terhadap para pengurus daerah yang disebut telah memberikan dukungan kepada Anin. (E-2)

Cek Artikel:  Dorong Percepatan Transisi Kekuatan, PLN Nusantara Power Sukses Kurangi 17 Juta Ton Emisi CO2

Mungkin Anda Menyukai