WAKIL Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengaku miris karena orang sudah tidak takut lagi untuk melakukan korupsi. Menurut Alex, Kepala Negara harus membuat gebrakan agar tindakan rasuah ditakuti ke depannya.
“Saya kan juga banyak menerima informasi dan mendengar cerita dari para penyelenggara negara, pejabat-pejabat. ‘Sekarang orang enggak takut lagi pak untuk korupsi’.” kata Alex di Hotel Kian Mas, Bogor, Jumat (13/9/2024)
Menurutnya, orang berani korupsi di Indonesia karena menilai risikonya rendah. Sedangkan, kata Alex, kemungkinan untung dalam waktu cepatnya lebih tinggi.
Baca juga : Presiden Harus Konkretkan Darurat Korupsi
“Korupsi itu di Indonesia itu risikonya rendah. Berbeda dengan investasi yang high risk (risiko tinggi), korupsi itu risiko rendah, kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang besar (kalau korupsi) tinggi,” ucap Alex.
Pemerintah dan penegak hukum juga disebut kesusahan untuk membuat korupsi di Indonesia sangat berisiko. Sistem pemberantasan maupun pencegahan rasuah di Indonesia belum seketat Singapura dan Hong Kong.
“ASN (aparatur sipil negara) di sana (Singapura dan Hong Kong) yang memungut minta sesuatu atau menerapkan pungli enggak ada yang menindak rendah. Begitu ada CPIB (Corrupt Practices Investigation Bureau atau otoritas pemberantasan korupsi Singapura) zero tolerance menindak,” ujar Alex.
Penegakan kasus korupsi di Indonesia juga disebut belum seketat Singapura. Itu sebabnya indeks perilaku korupsi dan indeks sumber daya integritas untuk Indonesia terus menurun setiap tahunnya.
“Di Indonesia kita belum mendapatkan momentum seperti itu. Belum ada pimpinan negara yang berani mendeclare zero tolerance terhadap korupsi. Dengan kekuasaan memerintahkan seluruh aparat untuk memerangi korupsi, kita belum pernah punya pimpinan seperti itu,” keluhnya. (Can/P-3)