Ini Dalih Kualitas Gizi Daging Sapi Lokal dan Impor Berbeda

Ini Alasan Kualitas Gizi Daging Sapi Lokal dan Impor Berbeda
Ilustrasi(Freepik)

Spesialis Gizi Olahraga lulusan Universitas Oklahoma Emilia Achmadi mengatakan kualitas dari daging sapi lokal dengan daging sapi impor dapat berbeda karena dipengaruhi berbagai Elemen.

“Kalau dari sisi protein itu Tak terlalu banyak berbeda, tapi dari jumlah lemaknya Pandai saja sangat berbeda,” kata Emilia, dikutip Rabu (15/10).

Emilia menjelaskan Elemen pertama yang dapat mempengaruhi kualitas terletak pada perawatannya. Sapi yang dirawat dengan Bagus akan tumbuh menjadi besar hingga beratnya Pandai mencapai 500 kilogram. Ukuran itu dapat memproduksi banyak daging.

Perawatan yang Bagus juga akan Membikin kandungan protein dalam daging sapi menjadi lebih berkualitas.

Perbedaan berikutnya terletak dari jenis pakan yang diberikan. Sapi yang diberi makan menggunakan rumput segar atau grass fed, kandungan omega-3 di dalamnya akan jauh lebih tinggi. 

Cek Artikel:  Sarapan Istimewa Rp98 Ribu, Grand Pasundan Convention Hotel Sajikan Breakfast Nusantara

Hal sebaliknya, terjadi apabila pakan yang diberikan merupakan grain fed atau berupa biji-bijian.

“Jadi, lemak esensialnya, demografinya akan sedikit berbeda, makanya (sapi yang memakan) rumput segar itu selalu dikatakan sebagai daging merah yang lebih sehat, hanya karena kecenderungan omega 3-nya relatif lebih tinggi. Kemudian Terdapat lemak jenuh juga, yang namanya

conjugated linoleic acid (CLA).” papar Emilia.

CLA, yang jadi lemak jenuh, disebutnya sangat bagus Kepada memproduksi Kekuatan, terutama bagi orang-orang yang aktif berolahraga.

Di sisi lain, proses memasak daging juga akan mempengaruhi seluruh kualitasnya. Menurut Emilia, daging yang Tak lembut dan Tak Mempunyai kualitas yang tinggi, akan lebih sulit Kepada dikonsumsi menjadi hidangan steak.

Cek Artikel:  Setiap Meja Punya Cerita, Metode Aryaduta Mengubah Pengalaman Bersantap Jadi Penuh Cerita

Ditemui secara terpisah, Chef Owner dari Silk Bistro Freedie Salim menambahkan bahwa daging sapi impor seperti Australia telah melalui proses pemeliharaan yang Bagus karena sejak kecil, para sapi sangat jauh dari stres agar daging tetap empuk ketika dimakan. 

Seluruh hewan dilepas begitu saja di padang rumput organik dekat laut.

Ketika sapi telah menempuh perjalanan jauh Kepada dipotong pun, biasanya pihak yang akan melakukan pemotongan akan memberikan sapi waktu istirahat sebelum akhirnya mendapatkan tindakan. Termasuk menggunakan teknologi stun Kepada langsung mematikan sapi.

“Mereka secepat mungkin dibuat Tewas Pandai dengan stun, Lewat langsung tergeletak, tapi Tak langsung disayat. Sapi digantung dulu, Lewat

dikuliti baru diturunkan,” ucapnya.

Cek Artikel:  Menikmati Hidangan Khas Cina Benteng dan Peninggalan Sejarah di Kota Tangerang, Berikut Lokasinya

Sementara di Indonesia, pemotongan daging Lagi mengacu pada ajaran Religi dan memerlukan tata laksana Spesifik di tempat pemotongan hewan.

“Saya Tak membahas ajarannya, tapi begitu daging sapi langsung dibabat, dia jadi stres dan itu yang Membikin daging menjadi keras,” ucap dia.

Sapi-sapi di Indonesia juga cenderung lebih suka diikat dalam satu tempat, dibanding dilepas begitu saja.

Freddie menambahkan selain Metode potong, hal yang Membikin perbedaan terletak pada jenis pakan, lingkungan Sekeliling dan Metode perawatan sapi. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai