Jangan Lupakan Kelas Menengah

PEREKONOMIAN Indonesia sangat bergantung pada konsumsi domestik. Itu bukan cerita baru. Hingga kini, sektor konsumsi menyumbang Sekeliling 60% dari produk domestik bruto (PDB) kita. Kelas menengah (middle income class) selama ini menjadi tulang punggung konsumsi domestik.

Mereka juga merupakan komponen Krusial dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, menjaga Grup menengah tetap kuat sama saja dengan menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sayangnya, kendati Grup kelas menengah itu Konkret-Konkret menjadi tulang punggung konsumsi dan perekonomian negeri ini, nyatanya keberadaan mereka kerap terabaikan. Mereka sering tersisihkan dari Donasi-Donasi yang digelontorkan pemerintah.

Padahal, Grup inilah yang paling kerap mendapat tekanan besar dari gejolak ekonomi. Mereka rawan mengalami pemutusan Interaksi kerja (PHK) dan penurunan Pendapatan di sektor industri, jasa, dan ekonomi sehingga rentan turun kelas.

Cek Artikel:  Polri dan Kejagung, Transparanlah

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terjadi penurunan signifikan pada proporsi kelas menengah Indonesia dari 57,3 juta jiwa pada 2019 menjadi 47,8 juta jiwa pada 2024. Terdapat tren penurunan pada Pengelompokkan kelas menengah menjadi miskin, rentan miskin, dan aspiring middle class (AMC). Bisa dikatakan Grup menengah ini seperti terjepit di antara dua Grup yang relatif terjaga dari gejolak ekonomi.

Grup atas akan lebih tahan terhadap guncangan karena mereka Mempunyai tabungan yang kuat. Adapun Grup paling Rendah, Nyaris selalu mendapatkan Donasi sosial (bansos) dari negara secara berkala. Sebaliknya, kelas menengah, tabungan mereka Lanjut terkuras. Ketika badai ekonomi menghantam, mereka bukan termasuk Grup yang diklasifikasikan sebagai penerima bansos.

Cek Artikel:  Momentum Tumbuhkan Budaya Malu

Mengingat peran Krusial kelas menengah sebagai tulang punggung pendorong perekonomian Indonesia, penurunan jumlah masyarakat kelas menengah Bisa mengganggu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dari itu, dalam rencana penebalan bansos yang kini tengah digodok pemerintah, semestinya Donasi tersebut diperluas dengan menyasar masyarakat kelas menengah, bukan hanya masyarakat miskin.

Donasi bagi kelas menengah Bisa bermacam-Ragam, seperti penghapusan pajak Pendapatan, Donasi pendidikan, atau cash transfer Kepada menjaga daya beli mereka. Pemberian Donasi bagi kelas menengah juga Kepada merespons penurunan kelas menengah atau fenomena shrinking middle class.

Penebalan bansos atau pemberian stimulus tambahan yang akan digelontorkan pemerintah kepada 30 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan para pekerja pada kuartal IV tahun ini, Jernih sinyal Krusial agar kelas menengah diperhatikan. Apalagi, penebalan bansos tersebut dimaksudkan Kepada menjaga daya beli masyarakat agar Enggak merosot setidaknya hingga akhir tahun ini.

Cek Artikel:  Asa Buat Korps Adhyaksa

Tetapi, pemerintah Enggak boleh lupa bahwa penebalan bansos ini semestinya bersifat sementara. Hal Istimewa yang mesti dilakukan oleh pemerintah ialah Membikin strategi jangka panjang dalam menciptakan program-program yang Bisa meningkatkan pendapatan serta menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi kelas menengah dan calon kelas menengah.

Bagi mereka, segala Donasi yang bersifat sementara tersebut memang amat Krusial. Akan tetapi, itu saja Enggak cukup. Pemerintah harus mengkreasikan program-program yang mendorong produktivitas, Penemuan, dan terobosan baru yang Bisa memacu kelas menengah agar produktif dan Handal Kepada jangka panjang serta berkelanjutan. Jangan biarkan kelas menengah Lanjut-terusan terjepit, Lampau diberi balsam Kepada meredakan penderitaan sesaat, dan setelah agak reda, sakit itu datang Kembali dan Kembali.

 

 

Mungkin Anda Menyukai