Kelalaian Berbuah Kemalangan

TRAGEDI ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, menunjukkan pentingnya perhatian terhadap aspek Bangunan dan teknik pembangunan. Penggunaan bahan yang Benar, perhitungan struktur yang cermat, dan pengawasan yang Berkualitas adalah Unsur-Unsur krusial dalam memastikan keamanan dan keandalan bangunan.

Robohnya bangunan di Ponpes Al Khoziny adalah peristiwa memilukan yang menyentak nurani. Hingga Jumat sore, 3 Oktober 2025, tercatat 13 orang meninggal dunia dari total 116 korban yang telah dievakuasi. Sebanyak 103 lainnya dinyatakan selamat. Sementara itu, 50 orang Tetap dalam proses pencarian di Dasar reruntuhan.

Peristiwa ini bukan sekadar musibah, melainkan juga alarm keras yang menandakan adanya kelalaian sistemik dalam pengawasan pembangunan fasilitas publik.

Pondok pesantren adalah tempat para santri menuntut ilmu, membentuk akhlak, dan menumbuhkan Kepribadian. Semestinya, mereka dilindungi dalam lingkungan yang Terjamin dan layak huni. Tetapi, ketika bangunan yang Semestinya menjadi tempat berlindung Bahkan menjadi penyebab Mortalitas, hal itu tentu merupakan kegagalan kolektif, Berkualitas dalam perencanaan, pengawasan, maupun Penyelenggaraan pembangunan.

Cek Artikel:  Mengakhiri Diskriminasi

Pemerintah daerah sebagai otoritas yang Mempunyai kewenangan dalam penerbitan izin mendirikan bangunan (IMB), Tak boleh Tengah Memperhatikan enteng aspek keselamatan. Setiap izin yang dikeluarkan harus melalui proses Pengecekan teknis yang ketat, bukan sekadar formalitas administratif.

Tentu, pemilik fasilitas juga harus Taat atas Berbagai Corak aspek persyaratan kesalamatan Bangunan, termasuk persyaratan IMB. Dugaan Tak adanya IMB pada bangunan ambruk di Al Khoziny Terang perlu diusut lebih jauh sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Padahal, IMB merupakan sarana pemerintah Buat mengecek desain Bangunan sebuah bangunan gedung, Berkualitas itu struktur bangunan, kualitas material, metode Bangunan, dan kesesuaian desain dengan fungsi bangunan tersebut.

Cek Artikel:  Setop Kriminalisasi Guru Supriyani

Pada bangunan yang ambruk tanpa disebabkan bencana alam, dengan mudah Dapat diprediksi disebabkan oleh struktur bangunan yang Tak kuat. Sejumlah Ahli Bangunan menduga adanya kegagalan fondasi bagunan. Struktur fondasi yang harusnya hanya dirancang Buat menahan bangunan satu Dasar, dipaksakan menjadi bangunan hingga tiga Dasar.

Adanya penambahan Dasar tersebut Membikin beban yang harus ditanggung pada Dasar pertama semakin bertambah. Wajar Kalau para Ahli menilai pembangunan Ponpes Al-Khoziny Tak sesuai kaidah teknis. Itu terjadi karena beban yang Lanjut ditambah tanpa perhitungan dan perencanaan sejak awal.

Pemangku pengawasan di Distrik itu harus melakukan audit ketat terhadap struktur bangunan, mengevaluasi kualitas material, metode Bangunan, dan kesesuaian desain dengan fungsi bangunan tersebut. Bangunan yang Tak memenuhi standar keselamatan struktural adalah ancaman laten. Di sinilah peran otoritas yang berwenang dalam pengawasan Bangunan dan instansi teknis lainnya menjadi sangat krusial.

Cek Artikel:  Silaturahim Demi Konsolidasi Demokrasi

Bangsa ini berduka, sangat dalam. Tetapi, duka saja Tak cukup. Dibutuhkan adanya perubahan, terutama dalam hal keamanan struktural bangunan gedung. Begitu ini, Konsentrasi sebaiknya pada proses evakuasi yang harus dipercepat dengan dukungan penuh dari seluruh elemen pemerintah dan relawan Buat mengungkap setiap nyawa yang tertimbun.

Setelah proses darurat selesai, Penyelidikan mendalam harus dilakukan Buat mengungkap akar penyebab ambruknya bangunan ini, apakah karena kesalahan Bangunan, material Tak sesuai spesifikasi, atau lemahnya pengawasan. Lebih dari sekadar mencari siapa yang salah, dibutuhkan komitmen Konkret dari seluruh pemangku kepentingan Buat memperketat Mekanisme pembangunan, khususnya pada gedung-gedung publik.

Tragedi di Ponpes Al Khoziny Tak boleh berulang. Setiap pelanggaran terhadap standar keselamatan harus diberi Hukuman tegas tanpa kompromi.

Mungkin Anda Menyukai