Darah Baru Kabinet

SETIAP perombakan kabinet di dalam pemerintahan siapa pun, terapung Asa perbaikan dari publik di dalamnya. Itu pula yang terjadi Begitu Presiden Prabowo Subianto melakukan pergantian lima menteri di Kabinet Merah Putih. Ekspektasi publik akan munculnya Daya baru bagi kabinet Terang sangat tinggi, apalagi di tengah kinerja kabinet yang berada dalam sorotan.

Penggantian Budi Gunawan yang menjabat menko polkam, Dito Ariotedjo pada jabatan menteri pemuda dan olahraga (menpora), Sri Mulyani yang meninggalkan pos menteri keuangan (menkeu), Budi Arie Setiadi yang menjabat menteri koperasi (menkop), serta Abdul Kadir Karding pada jabatan menteri pelindungan pekerja migran Indonesia (P2MI) Terang bukan sekadar bongkar pasang. Ibarat kinerja mesin mobil, penggantian onderdil itu punya Maksud jauh lebih strategis.

Cek Artikel:  Demokrasi Anak Presiden

Ia Kagak sekadar mengganti sekrup-sekrup yang kendur atau menambah bahan bakar yang mulai berkurang. Lebih jauh dari itu, perombakan kabinet hingga menyentuh lima menteri ialah kehendak kuat dari Kepala Negara Kepada merespons keinginan publik agar laju kabinet kian kencang, menaklukkan berbagai hambatan yang belum Pandai ditembus sebelumnya.

Masuknya Purbawa Yudhi Sadewa, Mukhtarudin, Ferry Juliantono, Mochamad Irfan Yusuf, dan Dahnil Anzar Simanjuntak ialah pesan Terang dari Presiden Prabowo bahwa kabinetnya Kagak mengabaikan tuntutan publik. Tetapi, pesan itu juga ditujukan kepada para Personil kabinet yang baru masuk, bahwa mereka Kagak Pandai berleha-leha. Pundak-pundak mereka sudah harus memikul berbagai misi berat yang mesti diusung segera.

Cek Artikel:  Jangan Gembos Hadapi Tannos

Para Personil baru Kabinet Merah Putih Kagak sekadar dituntut Segera beradaptasi, tapi juga Segera dan lincah menuntaskan misi yang diamanatkan oleh rakyat. Apalagi kehadiran mereka berlangsung pada situasi yang Kagak mudah. Masuknya mereka di kabinet berada di ruang yang disesaki berbagai tuntutan ketidakpuasan publik dengan ekspektasi yang amat tinggi.

Sesuai dengan amanat konstitusi, penunjukan Personil kabinet memang merupakan hak prerogatif presiden. Dalam mencopot dan menunjuk sosok-sosok yang menjadi pembantunya, kepala negara pun Kagak perlu mengungkapkan Dalih.

Tetapi, Kagak berlebihan Kalau publik berharap perombakan kabinet itu ditujukan Kepada Membikin pemerintah lebih kuat dan efektif, bukan sekadar mengganti sosok yang dinilai bermasalah atau performanya belum mencapai Sasaran. Bukan pula hanya Kepada bagi-bagi jabatan atau aksi balas jasa.

Cek Artikel:  Aksi Peras Bikin Malu Negara

Masuknya nama baru hasil perombakan kabinet Pandai disebut sebagai hadirnya darah baru, Daya baru. Dengan darah baru, publik berharap kabinet dapat berlari lebih kencang, bertenaga, dan Presisi dalam membantu presiden melayani rakyat.

Kagak kalah Krusial, masuknya darah baru pada kabinet Pandai kian memacu soliditas di antara para pembantu Presiden Kepada menjawab berbagai tuntutan rakyat yang tak cukup hanya didengar dan dicatat, tapi juga ditindaklanjuti secara Segera dan tuntas.

 

 

Mungkin Anda Menyukai