Menguatkan Solusi Dua Negara

PIDATO Presiden Prabowo Subianto di KTT PBB pada Senin (22/9) di New York, Amerika Perkumpulan, punya Maksud Krusial dan strategis, kendati itu bukanlah sikap baru. Pidato itu memberi dorongan lebih progresif terhadap momentum bertambahnya dukungan dunia terhadap eksistensi negara Palestina.

Penekanan Presiden Prabowo terhadap solusi dua negara atau two state solution mengingatkan kepada dunia bahwa pengakuan terhadap sebuah negara juga harus disertai dengan dukungan terhadap seluruh eksistensi dan kedaulatannya. Buat Palestina, itu hanya Dapat terwujud lewat perdamaian dengan Israel, yang artinya lewat solusi dua negara.

Itulah penegasan dan Maksud Krusial dari pernyataan Presiden Prabowo. Dalam pidato tersebut, Presiden juga kembali menegaskan komitmen Indonesia terhadap solusi dua negara itu. Indonesia, yang telah dikenal sebagai pendukung setia kemerdekaan Palestina, bersedia mengakui Israel hanya Apabila Israel mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. “Begitu Israel mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, Indonesia juga akan segera mengakui negara Israel dan mendukung terjaminnya keamanan Israel,” tegas Prabowo dalam pidatonya.

Cek Artikel:  Gebrakan Politik Luar Negeri Prabowo

Pernyataan yang sama juga sudah Prabowo sampaikan di hadapan Presiden Prancis Emmanuel Macron Begitu berkunjung ke Indonesia, Mei Lampau. Bahkan, melongok pada sejarah, Indonesia pun telah mendukung two state solution bersamaan dengan pengakuan atas kemerdekaan Palestina yang dideklarasikan pada 1988.

Mengakui kemerdekaan Palestina dan mendukung two state solution sejatinya ibarat dua sisi mata Dana yang sama. Terlebih Tengah, konsep solusi dua negara sejatinya telah diterima oleh otoritas Palestina sejak KTT Perserikatan Arab pada 1982. Hal itu menunjukkan bahwa para pemimpin Palestina pun menyadari perdamaian hanya dapat terwujud Apabila mereka mau hidup berdampingan, dan tentunya sama berdaulat, dengan Israel. Dengan begitu, mendukung konsep two state solution berarti juga menghormati keinginan Palestina sejak Lamban.

Kita Enggak menutup mata bahwa polling terbaru Malah menunjukkan penurunan jumlah rakyat Palestina maupun Israel yang menginginkan two state solution. Pada polling 2013, 70% Kaum Palestina di Tepi Barat dan 48% Kaum Palestina di Gaza, juga 52% Kaum Israel, mendukung two state solution itu. Tetapi, pada polling 2021, tinggal 39% Kaum Palestina yang mendukung solusi tersebut, sedangkan jumlah Kaum Israel yang menginginkan itu Enggak diketahui.

Cek Artikel:  Pilpres Dua Putaran Fakta Demokrasi

Tingkat dukungan Kaum Palestina yang semakin menurun terhadap two state solution itulah yang semestinya ikut menjadi perhatian dalam momentum meningkatnya pengakuan terhadap Palestina. Akhir pekan Lampau, Inggris, Kanada, Prancis, dan Australia ikut dalam barisan negara yang mengakui eksistensi negara Palestina.

Pengakuan dari Inggris, Kanada, dan Prancis memberi pesan besar kepada dunia. Sebagai negara Personil G7 yang berperan krusial pada ekonomi dunia, langkah diplomatik negara-negara itu tentunya juga akan berpengaruh pada segala kebijakan dan Interaksi Global mereka.

Pengakuan dari keempat negara itu pun Membangun Palestina kini telah mengantongi 75% Bunyi dari total 193 negara Personil PBB. Meski AS sebagai sekutu terkuat dan paling setia Israel Lagi bergeming, perubahan konstelasi di G7 Konkret-Konkret Membangun gelombang Bunyi kesadaran mengakui Palestina di dalam negeri negara-negara itu menguat. Di Jerman dan Italia, tekanan masyarakat Buat pengakuan Palestina makin besar.

Cek Artikel:  Bukan Negeri Pengkhayal

Kondisi itulah yang juga harus dapat dipahami para pendukung setia Palestina. Negara-negara pendukung Palestina semestinya juga menunjukkan kepada dunia bahwa bukan saja kepentingan Palestina yang diperjuangkan, melainkan juga perdamaian hakiki. Keamanan Israel sesungguhnya juga akan terwujud Apabila Palestina diakui, dan Indonesia termasuk yang terdepan dalam memahami serta memperjuangkan itu.

Jalan menuju solusi dua negara memang kian disambut secara Konkret. Tetapi, Enggak berarti jalan itu sudah lempeng. Israel yang Lagi keras kepala serta dukungan Amerika Perkumpulan atas kekeraskepalaan negeri zionis itu adalah jalan terjal yang mesti ditaklukkan.

Pidato Presiden Prabowo dan sejumlah kepala negara lainnya di sidang PBB Jernih bukan akhir perjuangan mengikhtiarkan berdirinya dua negara. Pidato-pidato itu Lagi membutuhkan kerja keras diplomasi yang berkelanjutan dan konkret Tiba Betul-Betul terealisasi kemerdekaan bagi Palestina, juga terwujudnya perdamaian Langgeng dan tatanan dunia yang adil dan bermartabat.

 

 

Mungkin Anda Menyukai