Ke Tanah Kami

‘KE tanah kita, dan ia yang dekat dengan firman Tuhan,

langit-langit Gugusan

 

Ke tanah kita,

dan ia yang jauh dari kata sifat dan kata benda, peta ketiadaan

 

Ke tanah kita,

dan ia yang kecil seperti biji wijen,

cakrawala surgawi, dan jurang tersembunyi’

Tiga paragraf awal sajak yang ditulis sastrawan Palestina Mahmoud Darwish (1941-2008) berjudul Ke Tanah Kami itu mewakili kerinduan tak terperi bangsa Palestina atas kemerdekaan mereka. Kini, pintu kemerdekaan kian terbuka kendati Tetap Eksis penghalang. Setidaknya, cucuran darah dan hilangnya nyawa ratusan ribu orang Palestina kini membangunkan kewarasan Dunia.

Begitu Intelek sehat mulai merambat, kemerdekaan Palestina serasa dekat dan Israel pun kian terkucil. Wajar Apabila Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berang. Itu terjadi setelah lebih dari 150 negara di dunia serempak mengakui negara Palestina merdeka. Bahkan, terakhir, pengakuan datang dari negara-negara yang selama ini bersekutu dengan negeri Zionis tersebut.

Sebelum serangan Israel ke Gaza pada Oktober 2023, jumlah negara yang mengakui Palestina Sekeliling 135 negara. Tetapi, Bilangan itu Lalu meningkat seiring dengan eskalasi Invasi dan kebrutalan Israel di Daerah Gaza. Pada 2024, Irlandia, Norwegia, Spanyol, Slovenia, dan Armenia menyatakan pengakuan, disusul Meksiko pada awal 2025.

Cek Artikel:  Menimbang Sifat Baiknya Koruptor

Puncaknya, Sidang Majelis Lumrah (SMU) PBB 2025 yang digelar awal pekan ini menghadirkan momentum baru. Sejumlah negara menyatakan pengakuan Formal terhadap Palestina, memperkuat dorongan bagi solusi dua negara. Menjelang konferensi tingkat tinggi PBB terkait Palestina pada Senin (22/9), Kanada, Australia, Inggris, dan Portugal Dekat bersamaan mengumumkan pengakuan mereka terhadap Palestina.

Perdana Menteri (PM) Kanada Mark Carney menegaskan negaranya menjadi Personil G-7 pertama yang mengakui Palestina. “Pengakuan ini mendukung solusi dua negara dan koeksistensi damai,” ujarnya.

PM Australia Anthony Albanese Berbarengan Menlu Penny Wong menyatakan pengakuan serupa. Menurutnya, hal itu bentuk dukungan atas aspirasi Absah rakyat Palestina Demi Mempunyai negara sendiri. Sementara itu, PM Inggris Keir Starmer menyebut langkah tersebut sebagai janji Demi menjaga Asa solusi dua negara. “Kami bergabung Berbarengan 150 negara lain yang mengakui Palestina,” ujarnya.

Portugal juga menegaskan komitmen mereka melalui Menlu Paulo Rangel di New York. “Pengakuan negara Palestina ialah garis dasar kebijakan luar negeri Portugal,” katanya.

Dalam konferensi tingkat tinggi di Markas Besar PBB itu beberapa negara kembali menegaskan dukungan mereka. Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi pembicara pertama yang mengumumkan pengakuan Formal negaranya. “Waktunya telah tiba. Hari ini Prancis mengakui negara Palestina,” tegas Macron yang disambut tepuk tangan meriah delegasi.

Cek Artikel:  Bung Syahrir Menangis

Tak lelet, Pangeran Albert II dari Monako menyatakan pengakuan serupa, sembari menegaskan dukungan terhadap eksistensi Israel. PM Luksemburg Luc Frieden menyebut keputusan negaranya sebagai ‘awal komitmen baru’ bagi perdamaian dan diplomasi, bukan langkah melawan Israel.

Dengan bertambahnya pengakuan Formal dari negara-negara berpengaruh seperti Prancis, Kanada, Inggris, dan Australia, jumlah pengakuan terhadap Palestina kini melewati 150 negara. Itu Jernih kemenangan Palestina dan pukulan telak buat Israel dan PM Netanyahu.

Praktis, tinggal 10 negara yang tegas-tegas menolak mengakui Palestina merdeka, serta 12 negara yang memilih abstain. Negara yang menolak ialah Amerika Perkumpulan, Israel, Hongaria, Nauru, Argentina, Paraguay, Micronesia, Palau, Papua Nugini, dan Tonga. Negara yang abstain ialah Albania, Kamerun, Ekuador, Kongo, Ethiopia, Fiji, Guatemala, Moldova, Masedonia Utara, Samoa, Sudan Selatan, dan Republik Ceko.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang terpojok tetap keras kepala. Ia menolak solusi dua negara. Menurut dia, Israel Tak akan pernah bersedia hidup berdampingan dengan negara Palestina yang merdeka. “Tak akan Eksis negara Palestina. Saya akan memberikan jawaban atas upaya terbaru Demi memaksakan negara teroris di jantung negara kami. Anda telah memberi terorisme imbalan sangat besar,” ujar Netanyahu, seperti dikutip dari Sputnik, awal pekan ini.

Cek Artikel:  Ganja Kepada Medis atas Nama Asmara

Netanyahu bergeming. Ia menandaskan Israel akan tetap melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat meski mendapat kecaman Global. Apa yang Netanyahu sampaikan Tak mengherankan. Ia politikus Partai Likud yang tak sudi menerima solusi dua negara. Ia menulis lima Naskah, tiga di antaranya bicara soal terorisme yang Lalu-menerus ia dengungkan Demi Grup Hamas yang menuntut keadilan.

Netanyahu Ingin menguasai Podium. Dengan di-back up Amerika Perkumpulan, ia merasa bahwa dunia tetap dalam genggamannya. Nyatanya, genggaman itu kian Renyah. Tetapi, Netanyahu tak Acuh. Ia seperti Lalu hendak memperpanjang derita dan penantian rakyat Palestina Demi mendapatkan hak mereka, seperti lanjutan sajak Mahmoud Darwish:

‘Ke tanah kita,

dan ia yang miskin seperti sayap burung belibis, kitab Kudus, dan identitas yang terluka

 

Ke tanah kita,

dan ia yang dikelilingi bukit-bukit yang robek,

penyergapan masa Lewat yang baru

 

Ke tanah kita, dan ia yang merupakan hadiah perang,

kebebasan Demi Wafat karena kerinduan dan terbakar

 

dan tanah kita, di malam yang berdarah,

adalah permata yang berkilauan Demi yang jauh di atas yang jauh

dan menerangi apa yang Eksis di luarnya

 

Sedangkan bagi kita, di dalam,

kita lebih tercekik!’.

Mungkin Anda Menyukai