Utang Luar Negeri Tembus Rp6.322 Triliun, BI Tetap Terkendali

Utang Luar Negeri Tembus Rp6.322 Triliun, BI: Tetap Terkendali
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/6/2024).(MI/Usman Iskandar)

BANK Indonesia (BI) menyampaikan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2024 masih terkendali. Besaran ULN mencapai US$414,3 miliar atau sebanyak Rp6.322 triliun (kurs Rp15.261) atau secara tahunan (year on year/yoy) tumbuh sebesar 4,1%. 

Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan perkembangan ULN tersebut bersumber dari sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral. “ULN Indonesia pada Juli 2024 tetap terkendali,” ujarnya dalam siaran pers resmi, Kamis (19/9).

Erwin menjelaskan posisi ULN pemerintah pada Juli 2024 sebesar US$194,3 miliar atau Rp2.965 triliun. Jumlah ini tumbuh 0,6% secara yoy, setelah mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8% (yoy) pada Juni 2024. 

Baca juga : Kerja Sama Penggunaan Mata Dana Capekl Kurangi Ketergantungan pada Dolar AS

Cek Artikel:  Jelang Ramadhan, Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok Alami Penurunan

Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN). Pemanfaatan ULN terus, lanjutnya, diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas guna melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi. 

ULN pemerintah tersebut untuk mendukung belanja antara lain pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan porsi 20,9% dari total ULN pemerintah, lalu sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan porsi 18,9%, untuk sektor jasa pendidikan sebesar 16,8%, sektor konstruksi sebesar 13,6%, serta jasa keuangan dan asuransi 9,4%.

“Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98% dari total ULN pemerintah,” ungkap Erwin.

Cek Artikel:  Kebut IKN, Presiden Teken Pepres Atur Insentif Investor

Baca juga : Pemerintah Niscayakan Punyai Kemampuan Bayar Utang

Kemudian, untuk ULN swasta mencatat kontraksi pertumbuhan. Pada Juli 2024, posisi ULN swasta sebesar US$195,2 miliar atau Rp2.979 triliun, mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1% (yoy), setelah mencatatkan pertumbuhan yang rendah pada Juni 2024. Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,04% yoy.

Berdasarkan sektor ekonomi ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan 0enggalian, dengan pangsa mencapai 78,9% dari total ULN swasta. “Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” tambah Erwin.

Cek Artikel:  BPK Selamatkan Fulus Negara Rp13,66 Triliun di Semester I 2024

Dia menyebut struktur yang sehat itu tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,2% serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,9% dari total ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. (Z-2)

Mungkin Anda Menyukai