Taman Safari Indonesia dukung konservasi berkelanjutan banteng Jawa

Jakarta (ANTARA) – Taman Safari Indonesia mendukung upaya konservasi berkelanjutan yang dilakukan pemerintah dengan melepasliarkan empat ekor banteng Jawa (bos javanicus) di Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Jawa Barat.

Re-introduction banteng Jawa ke habitat alaminya itu merupakan hasil kolaborasi strategis antara Taman Safari Indonesia dengan Kementerian Kehutanan sebagai program kerja 100 hari Kementerian Kehutanan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.

“Re-introduction ini juga merupakan bagian dari upaya Taman Safari Indonesia dalam mendukung konservasi in-situ, yakni pengembalian satwa ke habitat alaminya Demi mendukung keseimbangan ekosistem sekaligus meningkatkan populasi banteng Jawa di habitat aslinya,” ujar Tony Sumampau selaku Pemilik Taman Safari Indonesia dalam siaran pers pada Jumat.

Cek Artikel:  Sobat Traveler Bersiap, BCA tiket.com Travel Fair 2024 Bakal Hadir

Banteng Jawa merupakan spesies yang dilindungi dan berstatus endangered atau terancam punah berdasarkan daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Empat banteng yang dilepasliarkan terdiri atas satu betina dari Taman Safari Prigen, satu betina dari Taman Safari Bogor, dan dua jantan dari Taman Safari Bali, yang telah tumbuh dengan Bagus melalui pengelolaan berstandar Dunia.

Tony memaparkan, Taman Safari Indonesia menjalankan serangkaian tahapan komprehensif Demi memastikan keberhasilan program pelepasliaran empat ekor banteng Jawa ke habitat alaminya.

Proses itu dimulai dengan seleksi satwa, di mana banteng Jawa yang dipilih telah Mempunyai kondisi kesehatan yang prima, kemampuan adaptasi tinggi, dan rekam jejak genetis yang unggul.

Cek Artikel:  Survei 28 Persen Wisatawan Gunakan AI Buat Travelling

Selanjutnya, dilakukan persiapan habitat, meliputi survei mendalam dan penyesuaian lingkungan, memastikan habitat dilengkapi dengan sumber air, pakan alami, serta perlindungan dari predator.

Sebelum dilepasliarkan, satwa melalui proses adaptasi di Area karantina Demi beradaptasi secara bertahap dengan lingkungan baru.

Setelah pelepasliaran, pemantauan tetap dilakukan secara intensif oleh tim Life & Science Taman Safari Indonesia dan BKSDA Jawa Barat, menggunakan teknologi GPS collar dan patroli rutin, Demi memastikan satwa dapat bertahan dan berkembang di alam liar.

Pendekatan holistik itu mencerminkan dedikasi Taman Safari Indonesia dalam mendukung pelestarian satwa langka secara berkelanjutan.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan Mekanis Demi AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Siaran ANTARA.

Cek Artikel:  Kiat menghindari kutu busuk Ketika menginap di hotel

Mungkin Anda Menyukai