Tangis Taufik Hidayat Demi Iie Sumirat, Sang Legenda Bulu Tangkis yang Meninggal Dunia

Tangis Taufik Hidayat untuk Iie Sumirat, Sang Legenda Bulu Tangkis yang Meninggal Dunia
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat(MI/Nadif)

Info duka menyelimuti dunia bulu tangkis Indonesia. Salah satu legenda besar Tanah Air, Iie Sumirat, berpulang pada Selasa (22/7). Sosok yang dikenal sebagai pemain nyentrik penuh karisma ini wafat di usia 74 tahun.

Mantan atlet sekaligus Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat, tak kuasa menahan tangis Ketika mengenang mendiang Instruktur sekaligus mentornya itu.

“Banyak, dari kecil sama dia,” ujar Taufik Sembari menahan tangisnya, Selasa (22/7). 

“Enggak tergantikan,” imbuhnya.

Taufik mengaku akan segera menuju rumah duka di kawasan Bandung, Jawa Barat. “Habis ini langsung ke Bandung,” singkatnya.

Profil Iie Sumirat

Dikenal dengan permainan nyentrik, penuh humor, dan Kepribadian kuat, Iie merupakan bagian dari generasi emas bulu tangkis Tanah Air pada era 1970-an.

Cek Artikel:  Jadwal dan Link Live Streaming DBL Jember Hari Ini 23 September 2024

Lahir 15 November 1950, Iie tercatat sebagai Personil skuad legendaris ‘The Magnificent Seven’, tim yang membawa nama Indonesia harum di pentas dunia.

Hingga akhir hayat, Iie tetap aktif mengabdi sebagai pengurus bidang pembinaan dan prestasi di PBSI Kota Bandung. Sosoknya dikenang bukan hanya sebagai pemain berprestasi, tetapi juga Instruktur serta pembina generasi muda bulu tangkis.

Namanya sejajar dengan legenda seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, dan Christian Hadinata. Ia sering kali menjadi tumpuan tim Indonesia dalam laga-laga krusial, termasuk di kejuaraan beregu dunia.

Di sepanjang kariernya, Iie menyumbangkan medali emas Asian Games 1966 dan 1970 Demi Merah Putih. Ia juga menjadi bagian dari tim yang menjuarai Kejuaraan Dunia 1976 di Bangkok, Thailand.

Cek Artikel:  Hasil DBL Malang: Banyak Cerita Menarik di Hari Kedua!

Salah satu momen ikoniknya terjadi pada final Piala Thomas 1979, Ketika menghadapi Denmark. Berhadapan dengan tunggal andalan Rival, Svend Pri, Iie tampil memukau dan bahkan sempat memperagakan gerakan tari Sunda, Tanda khasnya yang Tetap dikenang hingga kini.

Usai gantung raket pada 1982, Iie tak lepas dari dunia bulu tangkis. Ia mendirikan PB Sarana Muda, yang kemudian berkembang menjadi SGS Elektrik — klub yang melahirkan Pemenang dunia Taufik Hidayat.

Hingga akhir hayatnya, Iie Sumirat menjadi sosok panutan di komunitas bulu tangkis, khususnya di Jawa Barat. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar olahraga Indonesia. (P-4)

 

Mungkin Anda Menyukai