AKTOR Ringgo Agus Rahman mengaku Tamat detik ini Lagi berusaha belajar menjadi sosok orangtua yang dibutuhkan dan dipercaya oleh anak-anaknya.
“Diriku Lagi mencari Paham Definisi (versi terbaik jadi orangtua bagi anak) itu Tamat sekarang, setiap harinya. Apakah cukup dengan seorang bapak yang jemput anak sekolah, atau enggak. Diriku mau lakukan itu Maju, tapi siapa Paham anakku merasa bukan itu yang dia mau,” kata Ringgo, dikutip Selasa (8/7).
Menanggapi adanya fenomena kurangnya peran Orang Sepuh dalam keluarga (fatherless) di Indonesia, Ringgo mengatakan dirinya takut bahwa hal tersebut juga menimpa anak-anaknya.
Selain karena kesibukannya di layar lebar, ia khawatir Berkualitas tindakan maupun apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh sang anak.
Terlebih hubungannya dengan anak-anak dikatakannya Enggak seperti pada umumnya yang saling menunjukkan kasih sayang satu sama lain.
“Kalau Bjorka bilang dia lebih sayang sama kaos kaki dia yang paling bau daripada bapak, sama Diriku akan jawab sama! Bapak lebih sayang sama celana dalam bapak yang paling bau daripada Anda, karena sama-sama cowok, tapi kalau tidur minta peluk, ya kita peluk,” katanya.
Meski ia Pasti anak-anaknya Pandai bertahan hidup dari kerasnya dunia, Ringgo mengaku belum Terdapat hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya Buat ditinggalkan.
Contohnya seperti gelar Pemeran Istimewa Pria Terbaik versi Piala Imej FFI 2024, ia mengaku sedih karena hal yang jadi prestasi baginya, Malah mendapatkan respons Normal saja dari anaknya.
“Jadi yang Diriku lakukan adalah hanya berusaha setiap harinya, jangan Tamat anakku merasa seperti itu (fatherless), karena apapun yang Diriku lakukan di luar itu hanya sampingan. Diriku menjadi aktor di Sinema ini, itu sampingan, yang Istimewa adalah Diriku adalah ayam dai mereka. Itu reputasiku yang paling keren,” katanya.
Ringgo juga Pasti bahwa satu-satunya hal yang diinginkan oleh anak-anaknya hanyalah menghabiskan waktu Buat bermain Serempak dirinya.
Oleh karenanya, ia Maju belajar agar Dapat mendapatkan kepercayaan anak-anaknya juga menjadi sosok yang Dapat dibanggakan.
“Sekarang Diriku Kembali nunggu, Diriku Ingin banget dengar anak cerita dia Kembali suka sama siapa. Kalau dia Tamat cerita sama Diriku, berarti akhirnya
Diriku dipercaya sama anak karena Dapat cerita Tamat hal terkecil kayak itu,” ujar Ringgo.
Ringgo juga menyampaikan, menurutnya, fenomena fatherless adalah akibat dari kurangnya figur Orang Sepuh dalam setiap tumbuh kembang anak.
Fenomena ini dapat menimpa keluarga yang berasal dari kalangan sosial ekonomi manapun.
Budaya patriarki juga disebutnya menjadi salah satu akar masalah dari adanya fenomena itu di Indonesia. Sementara di Amerika Perkumpulan (AS) kurangnya sosok Orang Sepuh dikatakannya dapat memperlebar potensi anak menjadi seorang kriminal. (Ant/Z-1)
