Deputi Kemenko Marves: Pertamina Telaahi Pasok Listrik ke Afrika Selatan

Liputanindo.id NUSA DUA BALI – Indonesia melalui perusahaan plat merah Pertamina, memperluas akses listrik di Afrika Selatan guna membantu negara itu dalam mengatasi kekurangan pasokan energi listrik.

“Pertamina juga sedang menjajaki, sudah mulai joint study suplai gas ke Afrika Selatan,” kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Daya Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi di sela Lembaga Indonesia Afrika (AIF) ke-2, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (2/9/2024).

Jodi menjelaskan rencananya bantuan akses listrik itu dilakukan dengan memanfaatkan gas yang dipasok dari Mozambik yang digunakan sebagai daya listrik di Afrika Selatan, karena negara itu sempat mengalami kekurangan pasokan listrik sehingga berdampak kepada sosial ekonomi.

Cek Artikel:  Produksi Beras Nasional Turun 440 Ribu Ton, BPS Ungkap Penyebabnya

Buat mendukung rencana tersebut, kata dia lagi, Kemenko Marves menyaksikan langsung penandatanganan kerja sama antara Daya Mega Persada dengan perusahaan asal Afrika, Guma Africa Group Limited, di sela rangkaian Lembaga Indonesia Afrika (IAF) ke-2, di Nusa Dua, Bali.

Rencananya, kerja sama itu akan menggarap pengembangan Blok Buzi di Mozambik. “Blok Buzi ini akan memulai proses eksplorasi dan pengembangan beberapa tahun mendatang,” kata Jodi dikutip antara.

Eksis pun hasil produksi gas di Blok Buzi itu akan menyuplai kebutuhan dalam rangka kerja sama antara BUMN bidang minyak dan gas Indonesia tersebut dengan otoritas di Afrika Selatan guna memberikan tambahan suplai listrik.

Jodi menambahkan gas yang dihasilkan dari blok tersebut sebelumnya menjalani proses regasifikasi atau mengonversi dari gas alam cair menjadi gas.

Cek Artikel:  Harga Emas Antam Merosot Rp7 Ribu pada Senin 9 September 2024

“Pertamina akan investasi regasifikasinya, kemudian pipanya sudah ada dari Mozambik ke Afrika Selatan dan nanti ini tinggal digunakan untuk mendukung suplai listrik di Afrika Selatan,” katanya.

Jody  menjelaskan peluang kerja sama itu muncul, setelah sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi negara itu dan bertemu dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada 2023.(HAP)

Mungkin Anda Menyukai