DI tengah kondisi ekonomi yang sedang Bukan Berkualitas-Berkualitas saja, soliditas di antara para punggawa pemerintah sangat dibutuhkan. Punggawa yang solid akan Pandai saling memberi masukan dan gagasan yang saling menguatkan pemerintahan. Sinkronnya para pejabat pun akan melahirkan pemerintahan yang kuat.
Soliditas sangat dibutuhkan lantaran pemerintah Demi ini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang berat. Eksis ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi Dunia. Menurut Organisasi Buat Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD), pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Dunia diproyeksikan bakal melambat dari 3,3% pada 2024 menjadi 2,9% di 2025 dan 2026.
Selain itu, juga Eksis ancaman badai pemutusan Rekanan kerja (PHK) akibat dari kebijakan efisiensi yang diterapkan pemerintah. Ancaman-ancaman itu tentu membutuhkan jawaban dan solusi yang jitu. Solusi tersebut hanya Pandai muncul dari tim yang solid. Bukan para pejabat yang jalan sendiri-sendiri.
Ibarat sebuah orkestrasi musik, orkestrasi yang padu dan selaras akan menghasilkan simfoni yang merdu, bukan simfoni yang rusak. Tetapi, fakta yang kita lihat berbeda dengan yang semestinya. Sejumlah menteri di Kabinet Merah Putih nyatanya Bukan Pandai melahirkan simfoni yang merdu. Mereka mengeluarkan pernyataan yang Bukan Sesuai satu sama lain dan bertabrakan.
Padahal, rakyat sangat menantikan kebijakan yang Benar dari pemerintah Buat meredam kecemasan mereka dengan kondisi perekonomian Demi ini. Eksis buruh yang terancam dipecat, Eksis pekerja yang sudah dirumahkan, Eksis usaha yang sudah kembang kempis, dan lainnya.
Ketidaksinkronan itu, misalnya, terlihat dalam rencana diskon tarif listrik pada Juni dan Juli yang kemudian dibatalkan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan diskon tersebut beberapa pekan sebelumnya, tetapi Menteri Daya dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menangani teknis soal perlistrikan mengaku Bukan dilibatkan dalam pembahasan rencana diskon itu. Bahlil pun berlepas tangan dengan pembatalan tersebut lantaran mengaku Bukan terlibat.
Diskon tarif listrik itu sendiri sejatinya memang dibutuhkan dan merupakan bagian dari stimulus ekonomi nasional demi menjaga daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik. Diskon tarif listrik sebesar 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 1.300 volt ampere (VA) ke Dasar sebenarnya juga Langkah jitu Buat menekan kebocoran Donasi pemerintah, Kalau dibandingkan dengan metode lainnya.
Ini adalah kasus kesekian dari ketidaksolidan di antara para pembantu presiden. Sebelumnya, ketidaksolidan terjadi antara Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan dalam kasus kepailitan Sritex. Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku setuju dengan apa yang disampaikan Komisaris Istimewa PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Iwan S Lukminto bahwa Peraturan Menteri Perdangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor menjadi biang kerok kehancuran perusahaan tersebut. Sebaliknya Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membantah Permendag No 8/2024 menjadi penyebab Sritex pailit.
Perbedaan sikap di antara para menteri Presiden Prabowo tersebut mencerminkan lemahnya dan buruknya koordinasi antarinstansi. Hal itu juga menunjukkan macetnya komunikasi di antara mereka. Ketidaksinkronan, miskomunikasi, dan miskoordinasi di antara para pembantu presiden harus segera diakhiri. Presiden harus memanggil dan menegur punggawa-punggawanya. Bahkan, Kalau perlu, bila memang sudah Bukan segendang sepenarian dengan ritme dan misi Kepala Negara, reshuffle adalah jalan alternatif.
Ketidaksolidan para menteri Pandai menggerus kepercayaan investor, juga kepercayaan publik. Saling bantah, beda kebijakan, merasa Bukan terlibat, Jernih akan mengganggu upaya pemerintah Buat mengejar pertumbuhan ekonomi 8%. Jangankan berlari mengejar pertumbuhan 8%, melangkah pun Pandai terseok-seok Kalau ketidaksolidan itu Lanjut berlanjut. Karena itu, hentikan itu Seluruh.

