RI kenalkan Penemuan pendanaan kawasan konservasi di UNOC 2025 Prancis

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono (kedua kiri), Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi yang akrab disapa Titiek Soeharto (kanan), dan pejabat lainnya Demi menghadiri The Third United Nations Ocean Conference (UNOC-3) 2025 yang berlangsung 9-13 Juni 2025, di Nice, Prancis. ANTARA/HO-Humas KKP

RI kenalkan Penemuan pendanaan kawasan konservasi di UNOC 2025 Prancis

Luar Negeri   
Editor: Widodo   
Sabtu, 14 Juni 2025 – 19:25 WIB

Liputanindo.id – Delegasi Republik Indonesia (RI) mengenalkan Penemuan pendanaan kawasan konservasi pertama di dunia dalam ajang The Third United Nations Ocean Conference (UNOC-3) 2025 di Nice, Prancis, sebagai upaya menjaga kelestarian laut melalui skema pembiayaan berkelanjutan.

“Indonesia memperkenalkan Penemuan pendanaan kelautan terbaru melalui side event bertajuk Indonesia Coral Reef Bond: The World First Outcome Bond for Marine Protected Area and Its Underlying Strategic Activities, pada ajang UNOC yang berlangsung pada 9–13 Juni 2025 di Prancis,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Cek Artikel:  Copa del Rey Real Madrid vs Deportivo, Pesta Gol 5-0, Los Blancos Maju ke 16 Besar

Dia menyampaikan inisiatif itu menjadi langkah konkret menuju Sasaran 30 persen kawasan konservasi laut pada 2045. Langkah tersebut juga upaya menjembatani kekurangan pendanaan konservasi sebesar 100–200 juta dolar Amerika Perkumpulan (AS) per tahun.

“Coral Reef Bond merupakan instrumen pendanaan outcome based pertama di dunia Demi konservasi dengan menggunakan sumber pendanaan bukan dari pihak pemerintah (non-sovereign) dan bukan utang (non-debt), serta principal protection oleh Bank Dunia,” ujar Trenggono.

Instrumen pendanaan tersebut digunakan Demi mendukung peningkatan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi yang diukur menggunakan standar Mendunia, Yakni IUCN Green List dengan indikator peningkatan biomassa ikan.

Terdapat tiga Posisi konservasi prioritas yang menjadi Konsentrasi implementasi, Yakni Kawasan Konservasi Nasional Raja Ampat, Kawasan Konservasi Daerah Raja Ampat, dan Kawasan Konservasi Daerah Kepulauan Alor.

Cek Artikel:  Carlos Pena Pasang Sasaran Jangka Pendek di Persija, Bukan Menengah atau Panjang

“Indonesia akan mengelola Anggaran dari forgone coupon Demi memastikan hasil konservasi yang terukur dan berkelanjutan di Posisi tersebut,” kata Trenggono.

Trenggono juga mengajak komunitas Mendunia berkolaborasi menjaga terumbu karang, Karena tanggung jawab pelestarian Tak Dapat dibebankan pada satu negara saja dan perlu dukungan investasi dari swasta, filantropi, serta masyarakat luas.

Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi yang akrab disapa Titiek Soeharto turut hadir dalam ajang itu, menyebut pengenalan Coral Reef Bond sebagai tonggak Krusial dalam Penemuan keuangan konservasi.

Ia menekankan pentingnya dukungan kebijakan dan regulasi, agar inisiatif seperti ini dapat Lalu tumbuh dan memberi Dampak Konkret.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Arif Havas Oegroseno yang memfasilitasi jalannya Obrolan menegaskan Coral Reef Bond Dapat menjadi model Mendunia dalam pendanaan konservasi laut yang berkelanjutan dan terukur. Pendekatan ini diharapkan dapat direplikasi oleh negara-negara lain di masa depan.

Cek Artikel:  Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Kluivert: Saya Bertanggung Jawab Penuh

Penyelenggaraan Coral Reef Bond melibatkan kerja sama lintas lembaga, antara lain KKP, Bappenas, Kementerian Keuangan, BRIN, Bank Dunia, GEF, BNP Paribas, dan IUCN. Kolaborasi ini mencerminkan pendekatan multi-stakeholder Demi mencapai tujuan konservasi yang ambisius.

Side event ini juga menghadirkan panelis Dunia dari berbagai lembaga, seperti UN, Bank Dunia, GEF, BNP Paribas, dan UNESCO-IOC. Mereka membahas Kesempatan dan tantangan pembiayaan konservasi, serta strategi menggerakkan pendanaan sektor swasta Demi mendukung kelestarian laut.

Side event ini dihadiri Sekeliling 180 peserta dari berbagai negara dan instansi, Berkualitas pemerintah, NGO, perguruan tinggi, dan swasta serta pihak terkait lainnya.

Sumber : Antara

Mungkin Anda Menyukai