PASANGAN calon presiden dan calon wakil presiden, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau disingkat Amin, menjadi paslon terakhir yang mengumumkan tim pemenangan untuk Pilpres 2024. Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Amin dikomandani Muhammad Syaugi Alaydrus sebagai kapten tim dan sejumlah nama lain sebagai co-captain.
Dengan terbentuknya Timnas Amin, artinya tiga paslon yang akan berlaga di Pilpres 2024 sudah memiliki tim pemenangan. Tim itulah yang digadang-gadang menjadi ujung tombak upaya ketiga pasangan kandidat itu dalam meraup suara dan simpati publik demi memenangi kompetisi.
Dari merekalah strategi pemenangan akan bermula, yang kemudian diteruskan sekaligus dieksekusi tim-tim turunannya di bawah. Oleh karena itu, keberadaan mereka sesungguhnya sangat krusial. Bukan saja bagi kemenangan paslon yang mereka sokong, tetapi juga untuk keberlangsungan permainan kompetisi politik yang fair, indah, dan enak ditonton.
Bagus dan buruknya kompetisi sedikit banyak akan dipengaruhi sepak terjang mereka sebagai penentu jurus pemenangan. Selalu ada dua pilihan cara untuk melempar serangan kepada lawan sekaligus memikat calon pemilih. Metode kotor dan cara elegan. Tetapi, kiranya publik sudah muak dengan cara-cara kotor, dan mestinya itu sudah dipahami betul oleh tiap-tiap tim pemenangan.
Karena itu, sejatinya tidak ada cara lain yang bisa dipilih kecuali cara elegan. Absah-sah saja menohok pihak lawan sepanjang tidak dilakukan dengan cara-cara kotor. Bukan masalah mengunggul-unggulkan kandidat sokongan mereka, asalkan tidak dengan menebar kebencian atau kebohongan terhadap kandidat lain.
Bermain elegan artinya tidak menghalalkan segala cara demi meraih kemenangan. Bukan membabi buta, tidak pula dengan menggunakan jurus dewa mabuk yang terus menyerang tanpa kontrol. Elegan berarti mengedepankan cara-cara yang bermartabat.
Keinginan publik agar tim pemenangan menjadi barisan terdepan mewujudkan pesta demokrasi yang bermartabat dan bersahabat pada Pilpres 2024 hakikatnya sejalan dengan ajakan para capres dan cawapres yang disampaikan seusai penetapan nomor urut kandidat. Demi itu mereka menyerukan pentingnya sportivitas sebagai spirit dalam pertandingan pemilu nanti.
Dengan semangat sportivitas, apa pun hasil dari kompetisi tak lantas membuat para kandidat ataupun pendukung mereka larut dalam respons yang emosional. Yang menang tak perlu jemawa, yang kalah pun mesti legawa. Apalagi, sejatinya lawan politik dalam pemilu yang bersahabat itu ialah teman adu berpikir dan gagasan.
Apabila Pemilu 2024 semakin menjauh dari politik emosional, percayalah hasil kompetisi itu akan lebih berkualitas. Di sinilah salah satu peran krusial tim pemenangan, selain tentu saja menghadirkan kemenangan bagi kandidat yang mereka sokong. Kemenangan yang bermartabat.
Kemenangan tanpa rekayasa hukum, intimidasi, kampanye hitam, hoaks, ujaran kebencian, politik uang, dan penggunaan aparat TNI-Polri serta aparatur sipil negara.