Selamat Jalan Bapak Kemanusiaan

Selamat Jalan Bapak Kemanusiaan
Nasaruddin Umar Menteri Keyakinan; Imam Besar Masjid Istiqlal(MI/Seno)

PAGI itu betul-betul mengesankan. Sekeliling pukul 09.00 WIB, di kantor saya menerima tamu dari Vatikan yang membawa surat undangan Demi menghadiri konferensi yang akan diadakan di Vatikan pada September tahun ini. Saya menanyakan kesehatan Paus, ia menjawab getting better, sudah keluar dari rumah sakit dan sudah mulai muncul di ruang publik. Saya mengatakan mudah-mudahan kita Tetap berjumpa Kembali sebegaimana perjumpaan di Masjid Istiqlal pada September tahun Lewat.

Alangkah kagetnya saya setelah pukul dua siang mendengar Berita Paus Fransiskus wafat. Saya langsung mengecek ke Sahabat-Sahabat di Katedral Jakarta dan mereka menjawab Informasi itu Pas. Saya langsung mengirim ucapan belasungkawa ke Sahabat-Sahabat di Vatikan.

Di dalam surat undangan yang saya terima, saya betul-betul diharapkan datang memenuhi undangan itu karena salah satu pokok bahasan yang akan dibicarakan ialah poin keempat dari Deklarasi Istiqlal tentang penggunaan bahasa Keyakinan di dalam melestarikan lingkungan alam semesta. Selama ini bahasa yang digunakan Demi melestarikan lingkungan dan merawat bumi lebih banyak memakai bahasa politik, birokrasi, atau bahasa hukum.

Cek Artikel:  Guru Sejahtera, Pendidikan Berkualitas, Bangsa Bermartabat

Tanpa menafikan efektivitasnya, Rupanya Fakta lingkungan hidup kita sedang terkuras habis-habisan. Kami berpendapat sama bahwa Bukan cukup hanya menggunakan bahasa formal birokrasi. Diperlukan bahasa Keyakinan yang mempu menyentuh batin setiap umat beragama Demi menyadari pentingnya memelihara dan melestarikan alam. Kalau Bukan maka proses kiamat dunia lebih awal sulit dihindari.

Kunjungan Paus Fransiskus sebagai pemimpin tertinggi Keyakinan Katolik dunia yang berkedudukan di Vatikan ke Indonesia pada 3-6 September 2024 Mempunyai Definisi Krusial. Di antara objek kunjungannya ialah menghadiri dialog antarumat beragama di Masjid Istiqlal, Jakarta, sebagai salah satu masjid terbesar di dunia di negeri yang juga berpenduduk muslim terbesar di dunia. Diharapkan, kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal Pandai memberikan penguatan diplomasi Keyakinan (religious diplomacy) yang sama-sama menjadi obsesi kedua institusi ini.

Diplomasi Keyakinan adalah sebuah pendekatan dalam diplomasi yang melibatkan pemanfaatan Keyakinan, nilai-nilai dan bahasa Keyakinan, serta komunitas keagamaan Demi mencapai tujuan-tujuan diplomatik dan politik. Diplomasi ini berfokus pada membangun Interaksi antarnegara dan antarbangsa dengan menggunakan elemen-elemen Keyakinan sebagai sarana Demi menciptakan pemahaman, kerja sama, dan perdamaian dunia yang lebih konstruktif.

Cek Artikel:  Memaknai 102 Tahun NU dalam Percaturan Dunia

Vatikan sebagai pusat gereja Katolik sudah lelet terlibat dalam kegiatan religious diplomacy, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan perdamaian, kemiskinan, dan hak asasi Insan. Di antara contohnya ialah pertemuan bersejarah Paus Fransiskus dan Grand Syekh Al-Azhar, Ahmad al-Tayyeb, di Serbuk Dhabi pada Februari 2019. Kedua tokoh itu telah memainkan peran Krusial dalam mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian Mendunia.

Kolaborasi mereka menjadi simbol Krusial dari upaya membangun jembatan antara komunitas Katolik dan Islam, serta memperkuat nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan penghormatan antaragama. Keduanya menandatangani ‘Berkas Persaudaraan Insan Demi Perdamaian Dunia dan Hidup Serempak’.

Meskipun punya perbedaan teologis, kedua tokoh itu berkolaborasi mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian sebagai dasar kuat Demi kerja sama dan persatuan antaragama. Upaya mereka Bukan hanya Krusial Demi Interaksi Islam-Kristen, tetapi juga demi membangun dunia yang lebih damai dan inklusif bagi Segala orang.

Cek Artikel:  Mengakhiri Greenwashing, dari Label Hijau ke Meja Hijau

Masjid Istiqlal sebagai masjid negara di negeri yang berpenduduk muslim terbesar di dunia dan merupakan salah satu masjid terbesar di dunia yang dapat menampung lebih dari 250.000 jemaah, juga sudah lelet mengembangkan konsep toleransi antarumat beragama. Salah satu program rutin Masjid Istiqlal ialah menyelenggarakan apa yang disebut dengan Diplomatic Gathering, yakni mengundang para duta besar negara-negara sahabat Demi berdialog melibatkan tokoh-tokoh Keyakinan dan nilai-nilai Keyakinan di dalam upaya menyelesaikan persoalan Dunia dan bilateral dengan menggunakan bahasa Keyakinan (religious language).

Meskipun Paus Fransiskus sudah wafat, pesan-pesan Mendunia-universalnya akan selalu hidup di dalam hati dan pikiran kita. Kita berharap semoga sosok yang nanti terpilih Demi menggantikannya akan Maju menampilkan kesejukan, kedamaian, dan keluhuran sehingga dunia kemanusiaan kita akan semakin damai, rukun, dan penuh ketulusan. Selamat jalan, Sahabatku. Semoga engkau menemukan kasih Tuhan sebagaimana yang dicita-citakan.

 

Mungkin Anda Menyukai