Farahdibha Suarakan Keterlibatan Perempuan Muda Bangun Ekonomi Inklusif

Farahdibha Suarakan Keterlibatan Perempuan Muda Bangun Ekonomi Inklusif
Ilustrasi(Dok Ist)

DI pulau Jeju, Korea Selatan, Bunyi Perempuan muda Indonesia bergema dalam sebuah Perhimpunan ekonomi regional bergengsi, menyampaikan pentingnya keterlibatan Perempuan muda dalam pembangunan ekonomi inklusif. Bunyi tersebut datang dari Farahdibha Tenrilemba, aktivis dan pemimpin organisasi Perempuan, sebagai perwakilan Indonesia dalam Asia-Pacific Economic Cooperation Policy Partnership on Women and the Economy (APEC PPWE) 2025.

Pada Perhimpunan yang menghadirkan delegasi dari 21 negara Personil APEC itu, Farahdibha tampil pada sesi bertema The Role of Young Women in Driving Economic Development.

Di hadapan para pembuat kebijakan, akademisi, serta pelaku usaha dari seluruh kawasan Asia-Pasifik, dia mengangkat praktik-praktik Bagus dari Indonesia. Mulai dari penguatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Perempuan di desa-desa, literasi keuangan Demi pemula, hingga pada pengembangan kewirausahaan di kalangan anak muda.

Cek Artikel:  Fun Run Bergaya Modest Ini Ajak Perempuan Indonesia Jadi Versi Terbaik Mereka

“Begitu Perempuan muda diberikan ruang tumbuh dan berinovasi, dampaknya meluas, tak hanya buat dirinya, tapi juga komunitas di sekelilingnya,” ujar Farahdibha dalam salah satu pernyataan di Perhimpunan.

Sebagai Ketua Kongres Perempuan Indonesia (Kowani) dan Sekjen Perempuan Tani Indonesia HKTI, ia membawa Bunyi akar rumput di Podium Dunia. Dia menggambarkan bagaimana pelatihan kepemimpinan, pendampingan usaha kecil serta program ekonomi berbasis pada komunitas mengubah kehidupan ribuan Perempuan, terutama di daerah pedesaan.

Pada dua sesi strategis lainnya yakni Women’s Health and Its Impact on Economic Growth dan Care Economy and Work-life Balance in the Context of Low Fertility and Aging Populations, dia menceritakan pengalamannya sebagai Co-Chair Working Group Care Economy W20-G20 2024.

Cek Artikel:  Eka Noviana, Perempuan di Antara Tujuh Dosen UGM yang Masuk 2 Ilmuwan Berpengaruh Dunia

Ia menekankan urgensi investasi dalam infrastruktur layanan perawatan, skema perlindungan maternitas yang kuat, dan kebijakan ketenagakerjaan yang menyeimbangkan kebutuhan profesional dan kehidupan keluarga.

“Ekonomi perawatan bukanlah beban, tetapi fondasi produktivitas jangka panjang. Negara yang berani berinvestasi dalam sektor ini bakal menuai bonus demografi yang lebih Konsisten dan sejahtera,” tegas Farahdibha.

Ia juga mendorong peran aktif sektor swasta membangun lingkungan kerja yang ramah bagi Perempuan mulai dari pemberlakuan cuti melahirkan yang progresif hingga fasilitas penitipan anak di tempat kerja.

Dia menegaskan partisipasi dirinya di APEC PPWE bukan hanya kehadiran simbolik, melainkan cermin semangat baru yang dibawa Perempuan muda Indonesia yakni inklusif, kolaboratif, dan berpandangan jauh ke depan.

APEC PPWE adalah Perhimpunan strategis di Rendah kerangka APEC yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi Perempuan serta pengarusutamaan gender dalam pembangunan ekonomi regional.

Cek Artikel:  World Wellness Weekend, Dukung Gaya Hidup Sehat Berkelanjutan

Perhimpunan ini jadi wadah Krusial Demi bertukar gagasan, membangun sinergi lintas negara dan juga mendorong kebijakan yang menciptakan kesetaraan dalam kesempatan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai